Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Kepala BMKG Gorontalo Indar Adi Waluyo, Sabtu mengatakan, pada bulan Desember 2016, jumlah sambaran petir relatif tinggi.

Hal ini dipengaruhi oleh kondisi atmosfer yaitu awan konvektif yang terjadi di wilayah Gorontalo, katanya.

Dari data BMKG, densitas atau kerapatan petir terpantau relatif rapat di daerah Gorontalo bagian Utara, tepatnya di sekitar Kecamatan Kwandang, Molinggapoto, dan Anggrek.

Begitu juga di wilayah Gorontalo bagian Selatan yaitu di sekitar Kota Gorontalo, daerah Batudaa, Kabila, Molutabu, Biluhu serta sebagian daerah pesisir pantai.

Sambaran petir tinggi dapat terlihat pada interpolasi bewarna merah pada peta kerapatan petir.

Sementara sambaran petir rendah terpantau berada pada hampir sebagian besar wilayah Kabupaten Gorontalo.

Ia menjelaskan Gorontalo merupakan daerah dengan sifat hujan equatorial, hanya mempunyai satu daerah zona musim (ZOM) saja.

"Grafik hujan tahunan menunjukkan bahwa setiap tahun kecuali bulan Juli, Agustus, dan September terdapat hujan," imbuhnya.

Korelasi hujan dan petir cukup tinggi, karena setiap kejadian hujan akan didahului dengan munculnya awan. Awan tipe Cumumolonimbus menjadi "pabrik" petir.

Monitoring petir dilakukan dengan dua cara yaitu pengamatan manual melalui pengamatan synoptik cuaca tiap jam, dan pengamatan otomatis menggunakan pendeteksi petir.

Pengamatan petir dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data sambaran petir setiap hari yang digunakan untuk menilai tingkat resiko petir.

Pewarta: Debby Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017