Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, dibantu tim Kampung Siaga Bencana (KSB) Kecamatan Sumalata, mengangkut satu mayat menggunakan perahu untuk menghindari longsor di darah itu.

Anggota Tagana setempat, Risan Demanto, Senin di Gorontalo mengatakan mayat itu adalah warga Desa Buloila Kecamatan Sumalata yang meninggal di Rumah Sakit Dunda Kabupaten Gorontalo, pukul 07.00 WITA, akan dimakamkan di wilayah barat tersebut.

Jalan putus di Desa Puncak Mandiri dan longsor di Desa Kikia Kecamatan Sumalata yang belum teratasi, serta potensi longsor susulan di sepanjang wilayah barat ini, mengharuskan mayat diangkut menyebrang laut.

"Ini adalah akses transportasi satu-satunya, mengingat akses darat masih putus," ujar Risan.

Perahu yang disiagakan pemerintah daerah di pantai Hutokalo, sudah dua kali mengangkut mayat serta pasien rujuk dari wilayah barat di Kecamatan Sumalata, Biawu dan Tolinggula.

Perahu akan sandar di pantai Kikia, kemudian mayat kembali diangkut memanfaatkan ambulans milik Puskesmas setempat.

Sinta Sali (26), warga Desa Buloila Kecamatan Sumalata mengaku orang tuanya akan dimakamkan di Desa Tumba Kecamatan Biawu, maka upaya menyeberangkan mayat menggunakan perahu terpaksa dilakukan.

Meski jarak tempuh lewat laut mencapai selama satu jam, ditambah biaya sewa perahu sangat mahal mencapai Rp800 ribu namun upaya tersebut harus dilakukan mengingat akses darat belum bisa tembus.

Longsor dan jalan putus di wilayah barat itu sejak Rabu (22/2), belum teratasi akibat distribusi alat berat dan bahan bakar sulit dilakukan, karena lintas Sulawesi di bagian barat ini tidak memiliki jalan alternatif selain melewati laut.

Pewarta: Susanti

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017