Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) bekerjasama dengan "Burung Indonesia" dan Biodiversitas Gorontalo melakukan pengamatan dan identifikasi burung di Cagar Alam (CA) Panua, Kabupaten Pohuwato pada 10-12 Mei 2017.

Kegiatan tersebut merupakan rangkaian perayaan "World Migratory Bird Day" (WMBD) 2017, yang kali ini mengusung tema "A Healthy Planet for Migratory Birds and People".

Biodiversity officer Burung Indonesia, Pantiati, Jumat, mengatakan, pengamatan burung dilakukan bersama masyarakat mitra polisi hutan di lokasi peneluran burung Maleo dan Danau Bayalo-Watingo, yang termasuk dalam kawasan CA Panua dengan habitat hutan mangrove dan substrat berpasir.

Tim pengamat telah mencatat 19 jenis burung di kawasan CA Panua yang terdiri atas beberapa satwa dilindungi seperti Gosong filipina (Megapodius cumingii), Haliastur indus (Elang bondol), Cekakak Sungai (Todiramphus chloris), dan lain-lain.

Sementara itu di lokasi pengamatan lainnya yakni Paseda tercatat 16 jenis burung, dengan tipe hutan mangrove yang mulai dikonversi menjadi tambak.

Pantiati mengatakan fenomena burung migran yang ada di Indonesia, terdiri atas migrasi lintas benua seperti gajahan kecil (Numenius minutus) dan trinil rawa (Tringa stagnatilis), serta migrasi lokal seperti cekakak suci (Todiramphus sancta).

Menurutnya Gajahan kecil bermigrasi disepanjang pantai Asia Timur sampai Australia pada pertengahan Agustus-Oktober, berbiak di Siberia. Kemudian musim dingin bermigrasi ke Filipina, Indonesia dan Australia bagian utara.

Trinil rawa tempat berbiak di Russia dan Siberia, bermigrasi pada musim dingin ke Afrika, Asia tenggara, Indonesia dan Australia. Melewati Asia pada awal April sampai awal Mei.

Sedangkan Cekakak suci penetap di Australia, dan menjadi pengunjung tetap di pulau Irian dan Indonesia pada musim dingin di Selatan.

Kepala Resort Panua Tatang Abdulah mengatakan CA Panua sebagai salah satu kawasan konservasi, memegang perananan penting sebagai habitat beberapa satwa khususnya burung.

Misi utama CA Panua yaitu penyelamatan Maleo senkawor (Macrocephalon maleo), yang dilakukan diantaranya dengan kolaborasi bersama Burung Indonesia, Biodiversitas Gorontalo, dan pemerhati lingkungan lainnya.

Tatang menambahkan, Kabupaten Pohuwato, dengan potensi hutan mangrove dan habitat air payau memiliki potensi menjadi tempat persinggahan burung migran.

"Hanya saja memerlukan pengamatan yang lebih intensif pada masa-masa migrasi, untuk memetakan perseberan burung migran di Kabupaten Pohuwato," ujarnya.

Pewarta: Debby Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017