Jambi (ANTARA GORONTALO) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Ignasius Jonan menegaskan bahwa industri hulu dan hilir migas harus
mengutamakan keselamatan pekerja agar putra-putri Indonesia tertarik
bekerja dibidang migas.
"Itu nomor satu, industri yang tidak mengutamakan safety, pasti pekerja lokal tidak akan banyak yang berminat," katanya usai meresmikan proyek kompresi Lapangan Sumpal (Sumpal Compression Project) di Blok Corridor, Kabupaten Muba, Sumatera Selatan, Minggu.
Jonan mengapresiasi beberapa poin dari selesainya proyek kompresi Sumpal yang dioperasikan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ConocoPhillips itu. Diantaranya menyelesaikan proyek dengan cepat sehingga mampu menghemat anggaran negara.
"Produk migas tidak ada yang bisa menentukan harganya. Kalau kita tidak bisa menentukan harga jual, kita harus efisien. Jadi ada empat hal yang saya apresiasi, safety, community development, cost efficiency dan ketepatan waktu," katanya menjelaskan.
Presiden Direktur ConocoPhillips (Grissik) Indonesia Ltd, Bijan Agarwal, mengatakan bahwa pihaknya mampu menyelesaikan proyek tersebut tiga bulan lebih cepat dari target yang ditetapkan.
Bijan Agarwal mengatakan bahwa proyek dilaksanakan pada area brown field tanpa mengganggu kegiatan rutin operasi produksi, meminimalisir gangguan ke masyarakat sekitar dan melibatkan tenaga kerja lokal/nasional.
"Sumpal Compression Project memiliki presentasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 58,96 persen," kata Agarwal.
Agarwal juga menegaskan bahwa proyek ini tidak mengganggu kegiatan rutin operasi produksi. Selain itu Sumpal Compression Project berhasil mengoptimalkan volume produksi dari 265 MMSCFD menjadi 310 MMSCFD .
Proyek ini diproyeksikan selesai dengan nilai biaya 25 persen di bawah nilai Advanced Flow Engineering (AFE) yang disetujui, yaitu sebesar USD 222,9 juta menjadi USD 153,6 juta.
Proyek yang diresmikan Menteri Jonan itu meliputi satu tingkat sistem kompresi (3 unit) Gas Turbine Compressor (GTC) total 24.000 Horse Power.
Kemudian dua unit Gas Turbine Power Generation masing-masing 1 MW, ruang kendali (PCS dan SIS) instrumentasi dan elektrikal dan perluasan area operasi.
Sementara itu, Project Manager Lapangan Sumpal, Wayan Budiarta menjelaskan bahwa proyek tersebut dimulai 23 Maret 2015 dan telah diselesaikan tiga bulan lebih cepat dari target. Yakni selesai di April 2017.
Kemudian, katanya, pencapaian kinerja keselamatan dalam proyek itu yakni 3,24 juta lebih tanpa kehilangan waktu kerja dan tidak mencemari lingkungan.
"Penyelesaian proyek Kompresi Lapangan Sumpal melibatkan 100 persen tenaga kerja nasional termasuk kontaktor BUMN dengan lebih dari 1.000 pekerja," katanya menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
"Itu nomor satu, industri yang tidak mengutamakan safety, pasti pekerja lokal tidak akan banyak yang berminat," katanya usai meresmikan proyek kompresi Lapangan Sumpal (Sumpal Compression Project) di Blok Corridor, Kabupaten Muba, Sumatera Selatan, Minggu.
Jonan mengapresiasi beberapa poin dari selesainya proyek kompresi Sumpal yang dioperasikan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ConocoPhillips itu. Diantaranya menyelesaikan proyek dengan cepat sehingga mampu menghemat anggaran negara.
"Produk migas tidak ada yang bisa menentukan harganya. Kalau kita tidak bisa menentukan harga jual, kita harus efisien. Jadi ada empat hal yang saya apresiasi, safety, community development, cost efficiency dan ketepatan waktu," katanya menjelaskan.
Presiden Direktur ConocoPhillips (Grissik) Indonesia Ltd, Bijan Agarwal, mengatakan bahwa pihaknya mampu menyelesaikan proyek tersebut tiga bulan lebih cepat dari target yang ditetapkan.
Bijan Agarwal mengatakan bahwa proyek dilaksanakan pada area brown field tanpa mengganggu kegiatan rutin operasi produksi, meminimalisir gangguan ke masyarakat sekitar dan melibatkan tenaga kerja lokal/nasional.
"Sumpal Compression Project memiliki presentasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 58,96 persen," kata Agarwal.
Agarwal juga menegaskan bahwa proyek ini tidak mengganggu kegiatan rutin operasi produksi. Selain itu Sumpal Compression Project berhasil mengoptimalkan volume produksi dari 265 MMSCFD menjadi 310 MMSCFD .
Proyek ini diproyeksikan selesai dengan nilai biaya 25 persen di bawah nilai Advanced Flow Engineering (AFE) yang disetujui, yaitu sebesar USD 222,9 juta menjadi USD 153,6 juta.
Proyek yang diresmikan Menteri Jonan itu meliputi satu tingkat sistem kompresi (3 unit) Gas Turbine Compressor (GTC) total 24.000 Horse Power.
Kemudian dua unit Gas Turbine Power Generation masing-masing 1 MW, ruang kendali (PCS dan SIS) instrumentasi dan elektrikal dan perluasan area operasi.
Sementara itu, Project Manager Lapangan Sumpal, Wayan Budiarta menjelaskan bahwa proyek tersebut dimulai 23 Maret 2015 dan telah diselesaikan tiga bulan lebih cepat dari target. Yakni selesai di April 2017.
Kemudian, katanya, pencapaian kinerja keselamatan dalam proyek itu yakni 3,24 juta lebih tanpa kehilangan waktu kerja dan tidak mencemari lingkungan.
"Penyelesaian proyek Kompresi Lapangan Sumpal melibatkan 100 persen tenaga kerja nasional termasuk kontaktor BUMN dengan lebih dari 1.000 pekerja," katanya menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017