Gorontalo, (Antara) - Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menjelaskan kekurangan guru terjadi di daerah itu karena banyak yang sudah beralih ke jabatan struktural serta pindah keluar Gorontalo.

"Pada dasarnya kita tidak kekurangan guru, hanya saja setelah CPNS mereka sudah 100 persen, kemudian beralih ke struktural, ini yang perlu dibenahi lagi," kata Rusli belum lama ini.

Ia menambahkan bahwa, saat pemerintah membuka pengisian formasi guru, itu banyak yang ikut CPNS, namun setelah mereka menyelesaikan prajabatan, banyak juga yang mengusulkan pindah dan beralih status.

Saat dirinya masih menjabat sebagai Bupati Gorontalo Utara, tidak ada satupun yang disetujui untuk pindah, termasuk di antaranya dokter.

"Tidak hanya itu, bahkan ada orang dari luar daerah mengikuti pendaftaran di Gorontalo, ketika sudah terangkat kemudian minta pindah, kalau ini terus terjadi kapan persoalan kekurangan guru bisa selesai," tegasnya.

Untuk itu Gubernur berharap kepada Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Olahraga Provinsi Gorontalo, agar melakukan pendataan lagi, terutama guru di tingkat SMA/SMK yang kewenanganya sudah diprovinsi.

Ia menambahkan, perlu dibuat pemetaan serta penempatan guru sesuai tingkat kebutuhan di setiap wilayah, jangan semua guru maunya di Kota Gorontalo saja, sehingga daerah mengalami kekurangan guru di daerah lainnya.

"Atau mungkin ada strategi lain untuk penyebaran guru, misalnya orang yang beralamatkan di Kabupaten Pohuwato, sementara dia mengajar di Kota Gorontalo, bisa dikembalikan di wilayah asalnya atau disesuaikan dengan kebutuhan sekolah," jelasnya lagi.

Pihaknya menilai sebaran guru yang kurang tepat, termasuk Guru Tidak Tetap (GTT) perlu diseleksi lagi disesuaikan dengan kriteria yang dibutuhkan. 

Pewarta: Farid Dihuma

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017