Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo Verrianto Madjowa memberi apresiasi diluncurkan buku biografi dari almarhum Husni Kamil Manik (HKM), dengan judul "Mengeluarkan Pemilu Dari Lorong Gelap".
Buku yang diluncurkan pada acara serah terima jabatan (Sertijab) anggota DKPP dari periode 2012-2017 ke periode 2017-2022, untuk mengenang jasa HKM yang meninggal saat menjabat sebagai ketua KPU RI.
Kepada ANTARA, Kamis, Verrianto yang juga salah satu penulis di dalam buku tersebut menjelaskan bahwa biografi tersebut berisi sejarah perjalanan HKM dari tahun 1975-2016.
Pokok buku memuat riwayat HKM sejak kanak, selama menempuh sekolah MAN di Medan, aktivis mahasiswa dan meniti karier di Padang, hingga kiprahnya jadi fungsionaris puncak dalam lembaga penyelenggara Pemilu.
Buku yang berisi 734 halaman, terdiri atas enam bagian dan 12 bab itu, di mana ada 117 penulis yang terlibat langsung menjadi saksi, baik itu kolega KPU, Bawaslu, aktivis NGO, kerabat pemangku kepentingan Pemilu, maupun sejumlah person semasa kanak-kanaknya.
"Buku tersebut diterbitkan oleh Yayasan Pustaka Obor Indonesia, editornya pak Nur Hidayat Sardini anggota DKPP 2012-2017," kata Verrianto.
Banyak pelajaran dari kisah almarhum yang bisa diambil hikmah dari buku tersebut, seperti cara kepemimpinan beliau saat menjadi ketua KPU RI menghadapi sejumlah tekanan, memimpin sidang, menghadapi kemelut internal, hubungan dengan Bawaslu.
Terlebih pada saat kepemimpinan HKM telah menyelesaikan Pemilu yaitu pemilihan legislatif dan Pilpres 2014, dan pembinaan kepada lembaga di bawahnya, yaitu KPU daerah dalam menghadapi Pilkada.
HKM adalah mewakili sekian juta anak Indonesia. berangkat dari kesulitan hidup, punya karakter bentukan lingkungan, hingga contoh keberhasilan menaiki tangga mobilitas vertikal dalam teknostruktur kekuasaan di Indonesia.
"HKM bukanlah person yang begitu lahir telah berserak lusinan perusahaan menanti kepemimpinannya, atau politisi muda yang berdarah biru," tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
Buku yang diluncurkan pada acara serah terima jabatan (Sertijab) anggota DKPP dari periode 2012-2017 ke periode 2017-2022, untuk mengenang jasa HKM yang meninggal saat menjabat sebagai ketua KPU RI.
Kepada ANTARA, Kamis, Verrianto yang juga salah satu penulis di dalam buku tersebut menjelaskan bahwa biografi tersebut berisi sejarah perjalanan HKM dari tahun 1975-2016.
Pokok buku memuat riwayat HKM sejak kanak, selama menempuh sekolah MAN di Medan, aktivis mahasiswa dan meniti karier di Padang, hingga kiprahnya jadi fungsionaris puncak dalam lembaga penyelenggara Pemilu.
Buku yang berisi 734 halaman, terdiri atas enam bagian dan 12 bab itu, di mana ada 117 penulis yang terlibat langsung menjadi saksi, baik itu kolega KPU, Bawaslu, aktivis NGO, kerabat pemangku kepentingan Pemilu, maupun sejumlah person semasa kanak-kanaknya.
"Buku tersebut diterbitkan oleh Yayasan Pustaka Obor Indonesia, editornya pak Nur Hidayat Sardini anggota DKPP 2012-2017," kata Verrianto.
Banyak pelajaran dari kisah almarhum yang bisa diambil hikmah dari buku tersebut, seperti cara kepemimpinan beliau saat menjadi ketua KPU RI menghadapi sejumlah tekanan, memimpin sidang, menghadapi kemelut internal, hubungan dengan Bawaslu.
Terlebih pada saat kepemimpinan HKM telah menyelesaikan Pemilu yaitu pemilihan legislatif dan Pilpres 2014, dan pembinaan kepada lembaga di bawahnya, yaitu KPU daerah dalam menghadapi Pilkada.
HKM adalah mewakili sekian juta anak Indonesia. berangkat dari kesulitan hidup, punya karakter bentukan lingkungan, hingga contoh keberhasilan menaiki tangga mobilitas vertikal dalam teknostruktur kekuasaan di Indonesia.
"HKM bukanlah person yang begitu lahir telah berserak lusinan perusahaan menanti kepemimpinannya, atau politisi muda yang berdarah biru," tutupnya.
Editor : Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017