Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia sudah
memasuki era inflasi rendah karena dalam dua tahun terakhir laju inflasi
secara nasional hanya berada di kisaran tiga persen.
"Tahun 2015 angka inflasi kita 3,35 persen, kemudian 2016 sebesar 3,02 persen kemudian kuartal I 2017 di kisaran empat persen," kata Presiden Jokowi ketika membuka Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2017 di Jakarta, Kamis.
Presiden menyebutkan kunci mengelola perekonomian baik di daerah maupun di pusat saat ini adalah pengendalian inflasi dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Jokowi menyebutkan tingkat inflasi Indonesia berada pada posisi yang rendah karena semua mengetahui fungsi dan manfaat pengendalian inflasi.
Sementara untuk pertumbuhan ekonomi, Jokowi mengatakan Indonesia di G20 masuk tiga besar dalam pertumbuhan ekonomi setelah Tiongkok dan India.
"Kondisi global masih berat sekali, semua negara mengalami tekanan pada pertumbuhan ekonominya," katanya.
Menurut Jokowi, peningkatan pertumbuhan ekonomi sangat tergantung pada tingkat konsumsi masyarakat sehingga daya beli masyarakat harus terus dijaga.
"Belanja pemerintah juga harus diperhatikan, pemerintah biasanya terlambat keluarkan duit dari APBD, pengeluarannya kebut-kebutan pada akhir tahun, November atau Desember," katanya.
Ia meminta belanja pemerintah sudah dimulai awal tahun misalnya untuk pembayaran uang muka.
"Kita juga jangan memiliki budaya senang naruh di bank sehingga menjadi dana idle selama beberapa bulan sehingga peredaran uang kering," katanya.
Jokowi juga mengingatkan kunci pengelolaan ekonomi lain yaitu investasi dan ekspor.
"Tolong ini betul-betul diperhatikan, tidak mungkin pertumbuhan ekonomi hanya dari loncatan stimulus APBN dan APBD," katanya.
Ia menyebutkan ekspor Indonesia ke beberapa negara seperti AS dan Eropa, Amerika Latin memang turun karena kondisi ekonomi kawasan yang melesu.
"Tapi peluang masih tetap ada seperti Sulsel yang bisa ambil peluang sehingga pertumbuhan ekonominya tinggi," katanya.
Ia menyebutkan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan mencapai 7,4 persen dan pertumbuhan ekonomi Kota Makassar mencapai 7, 9 persen.
Terkait investasi, Jokowi meminta daerah memperbaiki proses pelayanan perizinan investasi terutama menyangkut kecepatannya.
"Di jaman kemajuan IT saat ini harusnya perizinan selesai dalam hitungan jam, jangan sampai harian, mingguan, bulanan bahkan tahun," kata Jokowi.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
"Tahun 2015 angka inflasi kita 3,35 persen, kemudian 2016 sebesar 3,02 persen kemudian kuartal I 2017 di kisaran empat persen," kata Presiden Jokowi ketika membuka Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2017 di Jakarta, Kamis.
Presiden menyebutkan kunci mengelola perekonomian baik di daerah maupun di pusat saat ini adalah pengendalian inflasi dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Jokowi menyebutkan tingkat inflasi Indonesia berada pada posisi yang rendah karena semua mengetahui fungsi dan manfaat pengendalian inflasi.
Sementara untuk pertumbuhan ekonomi, Jokowi mengatakan Indonesia di G20 masuk tiga besar dalam pertumbuhan ekonomi setelah Tiongkok dan India.
"Kondisi global masih berat sekali, semua negara mengalami tekanan pada pertumbuhan ekonominya," katanya.
Menurut Jokowi, peningkatan pertumbuhan ekonomi sangat tergantung pada tingkat konsumsi masyarakat sehingga daya beli masyarakat harus terus dijaga.
"Belanja pemerintah juga harus diperhatikan, pemerintah biasanya terlambat keluarkan duit dari APBD, pengeluarannya kebut-kebutan pada akhir tahun, November atau Desember," katanya.
Ia meminta belanja pemerintah sudah dimulai awal tahun misalnya untuk pembayaran uang muka.
"Kita juga jangan memiliki budaya senang naruh di bank sehingga menjadi dana idle selama beberapa bulan sehingga peredaran uang kering," katanya.
Jokowi juga mengingatkan kunci pengelolaan ekonomi lain yaitu investasi dan ekspor.
"Tolong ini betul-betul diperhatikan, tidak mungkin pertumbuhan ekonomi hanya dari loncatan stimulus APBN dan APBD," katanya.
Ia menyebutkan ekspor Indonesia ke beberapa negara seperti AS dan Eropa, Amerika Latin memang turun karena kondisi ekonomi kawasan yang melesu.
"Tapi peluang masih tetap ada seperti Sulsel yang bisa ambil peluang sehingga pertumbuhan ekonominya tinggi," katanya.
Ia menyebutkan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan mencapai 7,4 persen dan pertumbuhan ekonomi Kota Makassar mencapai 7, 9 persen.
Terkait investasi, Jokowi meminta daerah memperbaiki proses pelayanan perizinan investasi terutama menyangkut kecepatannya.
"Di jaman kemajuan IT saat ini harusnya perizinan selesai dalam hitungan jam, jangan sampai harian, mingguan, bulanan bahkan tahun," kata Jokowi.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017