Sanaa (ANTARA GORONTALO) - Pejabat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa di
Yaman mengatakan 201 anak-anak telah terbunuh dalam perang sipil di
negara itu sejak awal 2017.
"Pada 2017, 201
anak-anak terbunuh di Yaman: 152 anak laki-laki dan 49 perempuan," kata
perwakilan penduduk UNICEF di Yaman Meritxell Relano mengatakan di akun
Twitter-nya pada Senin (7/8) seperti dilansir dari Xinhua.
Cuitan
Relano muncul tiga hari setelah serangan udara oleh koalisi
pimpinan-Saudi menghantam sebuah rumah keluarga di daerah Mahdha di
provinsi utara Yaman, Saada, menewaskan enam anak dan tiga wanita.
Mengomentari serangan udara pada Jumat, Relano mengutuk serangan tersebut namun tidak menyebut pihak manapun sebagai pelakunya.
Relano
juga mengatakan "377 anak laki-laki telah direkrut dan digunakan dalam
konflik sejak awal 2017. Kami tahu masih banyak lagi ... sayang sekali."
Relano tidak merinci lebih lanjut tentang kota mana anak-anak itu direkrut atau pihak-pihak yang berada di balik perekrutan itu.
Menurut
badan-badan PBB, lebih dari 10.000 orang, kebanyakan warga sipil, telah
terbunuh selama lebih dari dua tahun perang di Yaman itu. Tiga juta
orang juga tercatat mengungsi.
Pada Maret 2017,
UNICEF mencatat korban tewas anak-anak dari perang tersebut berjumlah
1.546 orang, dan 2.450 lainnya terluka. Negara itu juga terkena wabah
kolera yang mematikan dan berada di tepi kelaparan.
Perang
tersebut dimulai pada Maret 2015, setelah koalisi pimpinan Saudi
mengintervensi konflik Yaman dengan meluncurkan operasi udara berskala
besar mendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi melawan pemberontak
Houthi yang didukung Iran, yang menginvasi ibukota Sanaa secara militer
dan merebut sebagian besar provinsi Yaman utara.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017