Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Gubernur Gorontalo Rusli Habibie meninjau langsung pos "check point" perbatasan di Kecamatan Popayato Barat, Kabupaten Pohuwato, yang berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah, Senin.

Provinsi Gorontalo terkenal sebagai daerah aman di Indonesia, namun demikian jangan karena kondisi aman sehingga lengah dan mudah pihak tertentu memecah keutuhan NKRI.

"Karena Gorontalo aman, maka dikhawatirkan jadi daerah lintasan para teroris, dan mereka membangun strategi dari daerah ini," kata Rusli saat memberikan sejumlah bantuan kepada masyarakat di wilayah perbatasan.

Kepada masyarakat di perbatasan, Gubernur berpesan untuk tetap berhati-hati. Bilamana ada gerakan sekolompok orang dan berupaya mengajarkan paham bertentangan dengan ajaran agama yang dianut, untuk segera melaporkan kepada aparat desa, atau kepolisian dan juga TNI.

Termasuk adanya paham atau ideologi bertentangan dengan Pancasila, untuk segera diberitahukan kepada petugas. Contoh yang sangat nyata adalah seperti yang terjadi di negara tetangga, yaitu Filipina.

"Pos check point juga berfungsi untuk mencegah masuknya minuman keras dari luar daerah. Selain di Kabupaten Pohuwato, check point juga ada di Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sulawesi Utara," ujarnya.

Namun pihaknya sangat menyayangkan, dimana mendapati informasi adanya masyarakat yang memproduksi minuman keras lokal jenis "Cap Tikus".

Sesuai pemeberitahuan dari Kapolda Gorontalo bahwa sebagian besar kasus kriminal terjadi diakibatkan pengarus minuman keras.

Tidak hanya itu, pos check point juga mengantisipasi adanya bibit sapi yang dikirim ke Gorontalo, namun sudah terinfeksi bakteri Antraks.

"Memang sumber bibit sapi yang selama ini diserahkan ke masyarakat melalui program bantuan APBD provinsi, berasal dari provinsi yang terinformasi endemik Antraks, sehingga lewat pos check point kita masih bisa mencegatnya," jelasnya.

Ia mengakui beberapa bulan sebelumnya, ada bantuan sapi akan masuk ke Gorontalo, namun ditahan oleh petugas, dan setelah pihaknya mengecek alasan penahanan, karena sapi tersebut tidak dilengkapi dengan dokumen pendukung.

Sehingga pihaknya memerintahkan dan berkoordinasi dengan TNI-Polri untuk menahan sapi tersebut, agar penyakit antraks tidak menyebar di Gorontalo.

Pewarta: Farid

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017