Kuala Lumpur (ANTARA GORONTALO) - Tim olahraga beregu untuk tuna netra
goalball putra Indonesia bertekad menjadi yang terbaik pada ajang ASEAN
Para Games ke-9 di Kuala Lumpur, Malaysia, dengan meraih medali emas.
Pelatih goalball Indonesia Hendrig Joko Prasetyo menyebut, timnya kali ini lebih siap dibandingkan dengan keikutsertaan pada ASEAN Para Games edisi 2011 hingga 2015 ketika tim Tanah Air selalu mendapatkan perunggu.
"Di ASEAN Para Games sebelumnya, kami hanya membawa empat pemain, yaitu tiga pemain di lapangan dan satu cadangan. Sementara di tahun 2017 ini kami diperkuat enam atlet. Karena itulah kami yakin bisa mendapatkan medali emas," ujar Hendrig di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu.
Hendrig menyebut, dari enam pemain yang dibawa ke Malaysia, hanya tiga nama yang dipertahankan dari ASEAN Para Games sebelumnya yaitu Arif Setiawan, AK Zailani dan Amirudin.
Sementara tiga atlet debutan di tim Indonesia adalah Syafriandi, Susilo Sudarmawan dan Andi Santoso. Mereka adalah pemain-pemain terbaik yang diseleksi dari Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XV/2016 Jawa Barat.
Adapun laga goalball ASEAN Para Games ke-9 digelar pada 17-23 September 2017 di Hall 8 Malaysian International Trade and Exhibition Center (MITEC), Kuala Lumpur.
Kompetisi goalball ini digelar dalam format setengah kompetisi atau round robin yang mempertandingkan tujuh negara yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Kamboja, Filipina, Myanmar dan Laos. Di laga pertama, Indonesia akan berhadapan dengan Laos.
Sementara, selain karena telah mendapatkan atlet-atlet dengan kemampuan mumpuni, optimisme goalball meraih emas didasarkan pada lancarnya persiapan yang sudah dilakukan dalam pemusatan latihan (TC) di Solo, Jawa Tengah.
"Dari segi fisik, setiap hari anak-anak berlari sejauh empat kilometer di TC. Lalu kami juga lakukan angkat beban dan latihan anaerobik lain untuk meningkatkan kecepatan serta daya tahan," tutur Hendrig.
Selain itu, tim goalball Indonesia juga sudah melakoni beberapa pertandingan uji coba melawan tim lokal, seperti tim Jawa Barat, Yogyakarta, Sragen, Karanganyar dan Solo yang seluruhnya dimenangi oleh tim Indonesia.
Menurut kapten tim goalball Indonesia, Arif Setiawan, dia dan rekannya pun telah memiliki keterikatan batin karena sudah bersama-sama selama kurang lebih tujuh bulan.
Hubungan seperti ini dianggap penting karena goalball, yang nir-indera penglihatan, adalah olahraga yang mengandalkan perasaan dan pendengaran.
"Kami sering mengobrol di kamar, bersama-sama membereskan tempat latihan dan selalu berkomunikasi sebelum laga. Ketika di Solo, hampir setiap malam kami bercengkrama di angkringan. Intinya, kami siap dan yakin meraih medali emas," tutur Arif, yang menjadi pencetak skor terbanyak cabang olahraga goalball ASEAN Para Games 2015 di Singapura, dengan 53 gol dari tujuh laga.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
Pelatih goalball Indonesia Hendrig Joko Prasetyo menyebut, timnya kali ini lebih siap dibandingkan dengan keikutsertaan pada ASEAN Para Games edisi 2011 hingga 2015 ketika tim Tanah Air selalu mendapatkan perunggu.
"Di ASEAN Para Games sebelumnya, kami hanya membawa empat pemain, yaitu tiga pemain di lapangan dan satu cadangan. Sementara di tahun 2017 ini kami diperkuat enam atlet. Karena itulah kami yakin bisa mendapatkan medali emas," ujar Hendrig di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu.
Hendrig menyebut, dari enam pemain yang dibawa ke Malaysia, hanya tiga nama yang dipertahankan dari ASEAN Para Games sebelumnya yaitu Arif Setiawan, AK Zailani dan Amirudin.
Sementara tiga atlet debutan di tim Indonesia adalah Syafriandi, Susilo Sudarmawan dan Andi Santoso. Mereka adalah pemain-pemain terbaik yang diseleksi dari Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XV/2016 Jawa Barat.
Adapun laga goalball ASEAN Para Games ke-9 digelar pada 17-23 September 2017 di Hall 8 Malaysian International Trade and Exhibition Center (MITEC), Kuala Lumpur.
Kompetisi goalball ini digelar dalam format setengah kompetisi atau round robin yang mempertandingkan tujuh negara yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Kamboja, Filipina, Myanmar dan Laos. Di laga pertama, Indonesia akan berhadapan dengan Laos.
Sementara, selain karena telah mendapatkan atlet-atlet dengan kemampuan mumpuni, optimisme goalball meraih emas didasarkan pada lancarnya persiapan yang sudah dilakukan dalam pemusatan latihan (TC) di Solo, Jawa Tengah.
"Dari segi fisik, setiap hari anak-anak berlari sejauh empat kilometer di TC. Lalu kami juga lakukan angkat beban dan latihan anaerobik lain untuk meningkatkan kecepatan serta daya tahan," tutur Hendrig.
Selain itu, tim goalball Indonesia juga sudah melakoni beberapa pertandingan uji coba melawan tim lokal, seperti tim Jawa Barat, Yogyakarta, Sragen, Karanganyar dan Solo yang seluruhnya dimenangi oleh tim Indonesia.
Menurut kapten tim goalball Indonesia, Arif Setiawan, dia dan rekannya pun telah memiliki keterikatan batin karena sudah bersama-sama selama kurang lebih tujuh bulan.
Hubungan seperti ini dianggap penting karena goalball, yang nir-indera penglihatan, adalah olahraga yang mengandalkan perasaan dan pendengaran.
"Kami sering mengobrol di kamar, bersama-sama membereskan tempat latihan dan selalu berkomunikasi sebelum laga. Ketika di Solo, hampir setiap malam kami bercengkrama di angkringan. Intinya, kami siap dan yakin meraih medali emas," tutur Arif, yang menjadi pencetak skor terbanyak cabang olahraga goalball ASEAN Para Games 2015 di Singapura, dengan 53 gol dari tujuh laga.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017