Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Petani di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, berharap pemerintah daerah menyalurkan bantuan untuk peningkatan produksi jagung dari hulu ke hilir.

"Artinya, tidak hanya bantuan benih, pupuk dan alat mesin pertanian (alsintan) saja yang diperhatikan, namun harga di tingkat petani sangat diharapkan mendapatkan pengawasan optimal agar tidak anjlok," ujar Tedi Katili, petani jagung di Desa Ilangata Barat, Kecamatan Anggrek, Rabu di Gorontalo.

Menurut ia, sangat sulit petani menikmati keuntungan jika harga jagung saat musim panen tiba mengalami penurunan, di tingkat petani hanya di kisaran Rp1.100-Rp1.700 per kilo gram.

Maka perlu pengawasan pemerintah daerah, diantaranya melalui peningkatan peran tenaga penyuluh pendamping agar petani memutus rantai ketergantungannya terhadap tengkulak.

Serta yang terpenting adalah, mengaktifkan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) agar terjadi kesepakatan harga secara merata saat musim panen tiba.

Hal itu penting, agar harga jagung yang sesuai dapat dinikmati para petani, bukan hanya dinikmati para pedagang pengumpul.

Data Dinas Pertanian setempat menyebut, potensi lahan jagung di wilayah ini mencapai 28 ribu hektare, rata-rata produksi baru mencapai 5,5 ton per hektare.

Namun kantong-kantong kemiskinan banyak ditemukan di wilayah petani jagung, akibat belum bisa menikmati harga produksi dengan baik atau minimal di kisaran Rp3.300-Rp3.750 per kilo gram.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017