Gorontalo, (Antara) - Sejumlah warga binaan di lembaga pemasyarakatan (Lapas) Pohuwato, Provinsi Gorontalo, membuat pohon Natal setinggi 7 meter yang terbuat dari buah dan sabut kelapa.
"Ide membuat pohon Natal datang dari warga binaan itu sendiri, serta dipusatkan di Jemaat Gereja Mawar Sharon Pohuwato," kata Kepala Lapas Pohuwato, Rusdedy, Kamis.
Para pembuat pohon Natal itu adalah warga binaan yang dilatih di pusat industri dan teknologi pengelolaan sabut kelapa yang ada di Lapas tersebut.
Bahkan dilanjutkan dengan kebaktian menyambut Natal atau memperingati kelahiran Yesus Kristus sebagai "Mesias" bagi umat Kristiani di Jemaat Gereja Mawar Sharon.
Dipilihnya komoditas kelapa untuk pohon Natal, karena dianggap memiliki kesan karena daerah itu sangat luas dengan areal perkebunan tanaman kelapa.
Menurutnya, komoditas kelapa adalah "pohon kehidupan", dengan perkebunan itu yang dimiliki oleh rakyat.
"Kita ingin mengkampanyekan dan menyampaikan pesan untuk pemanfaatan sabut kelapa yang dapat diolah menjadi berbagai macam barang bernilai ekonomi tinggi," katanya.
Apalagi selama ini sabut kelapa menjadi sampah untuk dibakar dan dibuang. Jika bisa dimanfaatkan dalam skala industri, ini tentunya akan memberikan tambahan penghasilan bagi petani kelapa dan masyarakat pengrajinnya.
Kemudian sikap toleransi yang ditunjukkan oleh warga binaan di lapas itu, karena mereka juga ada narapidana beragama Kristen dan Islam.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
"Ide membuat pohon Natal datang dari warga binaan itu sendiri, serta dipusatkan di Jemaat Gereja Mawar Sharon Pohuwato," kata Kepala Lapas Pohuwato, Rusdedy, Kamis.
Para pembuat pohon Natal itu adalah warga binaan yang dilatih di pusat industri dan teknologi pengelolaan sabut kelapa yang ada di Lapas tersebut.
Bahkan dilanjutkan dengan kebaktian menyambut Natal atau memperingati kelahiran Yesus Kristus sebagai "Mesias" bagi umat Kristiani di Jemaat Gereja Mawar Sharon.
Dipilihnya komoditas kelapa untuk pohon Natal, karena dianggap memiliki kesan karena daerah itu sangat luas dengan areal perkebunan tanaman kelapa.
Menurutnya, komoditas kelapa adalah "pohon kehidupan", dengan perkebunan itu yang dimiliki oleh rakyat.
"Kita ingin mengkampanyekan dan menyampaikan pesan untuk pemanfaatan sabut kelapa yang dapat diolah menjadi berbagai macam barang bernilai ekonomi tinggi," katanya.
Apalagi selama ini sabut kelapa menjadi sampah untuk dibakar dan dibuang. Jika bisa dimanfaatkan dalam skala industri, ini tentunya akan memberikan tambahan penghasilan bagi petani kelapa dan masyarakat pengrajinnya.
Kemudian sikap toleransi yang ditunjukkan oleh warga binaan di lapas itu, karena mereka juga ada narapidana beragama Kristen dan Islam.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017