Manado (Antaranews Gorontalo) - PT Angkasa Pura I Bandara Sam Ratulangi (Samrat) Manado Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) melakukan langkah-langkah antisipasi menghadapi cuaca ekstrem yang melanda daerah tersebut akhir-akhir ini.
"Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) cuaca ekstrem ini akan terjadi sampai bulan depan," kata General Manager Bandara Samrat Minggus E T Gandeguai di Manado, Rabu.
Minggus mengatakan pihaknya mengoptimalkan koordinasi dengan sejumlah pihak, khususnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengantisipasi kemunculan cuaca ekstrem seaktu-waktu.
"Kami akan mengetahui lebih awal jika ada ada hujan dan angin kencang terlebih dahulu, sehingga para pilot maupun maskapai sudah siap," jelasnya.
Optimalisasi koordinasi ini dilakukan karena memang untuk masalah cuaca pihak bandara tidak bisa memprediksi.
Kendati demikian, katanya, operasional penerbangan selalu "ready" sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang diamanahkan.
"Memang, persiapan khusus kami dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem tahun ini tidak ada. Hanya saja, petugas lalu lintas udara selalu mengoptimalkan kinerja untuk menangani masalah cuaca," katanya.
Nantinya, katanya, jika terjadi hujan deras disertai angin kencang atau kondisi cuaca buruk lainnya, mereka (petugas lalu lintas bandara) yang akan memberikan masukan ke para pilot penerbangan untuk menunda jadwal penerbangannya atau mengalihkan landasannya.
"Tentunya juga, dari pihak lalu lintas udara, masalah cuaca selalu berkoordinasi dengan BMKG," katanya.
Kepala Seksi Obeservasi Stasiun Klimatologi (Staklim) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kayuwatu Manado Asep Hendrawan mengatakan pihaknya memprediksi dampak anomali cuaca yang melanda Sulut.
Sebab, kata dia, perkiraan dalam dua bulan kedepan Sulut masih akan dilanda hujan hingga intensitas lebat.
"Prakiraan kami untuk curah hujan berada dikriteria menengah hingga tinggi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
"Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) cuaca ekstrem ini akan terjadi sampai bulan depan," kata General Manager Bandara Samrat Minggus E T Gandeguai di Manado, Rabu.
Minggus mengatakan pihaknya mengoptimalkan koordinasi dengan sejumlah pihak, khususnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengantisipasi kemunculan cuaca ekstrem seaktu-waktu.
"Kami akan mengetahui lebih awal jika ada ada hujan dan angin kencang terlebih dahulu, sehingga para pilot maupun maskapai sudah siap," jelasnya.
Optimalisasi koordinasi ini dilakukan karena memang untuk masalah cuaca pihak bandara tidak bisa memprediksi.
Kendati demikian, katanya, operasional penerbangan selalu "ready" sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang diamanahkan.
"Memang, persiapan khusus kami dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem tahun ini tidak ada. Hanya saja, petugas lalu lintas udara selalu mengoptimalkan kinerja untuk menangani masalah cuaca," katanya.
Nantinya, katanya, jika terjadi hujan deras disertai angin kencang atau kondisi cuaca buruk lainnya, mereka (petugas lalu lintas bandara) yang akan memberikan masukan ke para pilot penerbangan untuk menunda jadwal penerbangannya atau mengalihkan landasannya.
"Tentunya juga, dari pihak lalu lintas udara, masalah cuaca selalu berkoordinasi dengan BMKG," katanya.
Kepala Seksi Obeservasi Stasiun Klimatologi (Staklim) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kayuwatu Manado Asep Hendrawan mengatakan pihaknya memprediksi dampak anomali cuaca yang melanda Sulut.
Sebab, kata dia, perkiraan dalam dua bulan kedepan Sulut masih akan dilanda hujan hingga intensitas lebat.
"Prakiraan kami untuk curah hujan berada dikriteria menengah hingga tinggi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018