Jakarta (Antaranews Gorontalo) - Seorang tokoh Demokrat pada Kongres Amerika Serikat menuduh kolega-koleganya dari Partai Republik sedang menjalankan tugas "tukang pukul politik terhadap FBI atas nama presiden" setelah rilis memo yang disusun oleh ketua komisi intelijen DPR, Devin Nunes.
Dakwaan istimewa yang menandai perpecahan yang terbuka antara Donald Trump dengan FBI yang merupakan badan penegakan hukum paling berkuasa di AS itu disampikan Minggu waktu setempat oleh Adam Schiff, tokoh Demokrat dalam komisi intelijen DPR AS.
Schiff berkata dalam program This Week televisi ABC bawah anggota-anggota komisi itu dari Partai Republik tidak mengecek ulang informasi yang mereka dapatkan kepada para pejabat FBI saat mereka sepakat merilis memo yang hanya ditujukan untuk mencoreng penyelidikan dugaan kaitan Trump dengan Rusia.
Trump sendiri berharap memo yang menuding para pejabat tinggi FBI yang sedang menyelidiki dugaan intervensi Rusia telah melakukan penyalahgunaan wewenang itu memberi dia kekuasaan untuk mengubah formasi departemen kehakiman di mana FBI menjadi salah bagiannya dan menghentikan penyelidikan kasus Rusia yang sedang ditangani pengacara khusus Robert Mueller.
Baca juga: FBI vs Trump - Setelah memo Nunes Trump merasa di atas angin
"Tujuannya bukan untuk mengawasi. Tujuannjya adalah menjadi tukang pukul politik terhadap FBI atas nama presiden," kata Schiff merujuk Memo Nunes itu.
Schiff menambahkan, "Sumber-sumber informasi lain tidak akan diberitahukan ke FBI karena mereka tidak mau mengandalkan sebuah komisi bipartisan (dua pihak, yakni Republik dan Demokrat) dalam menangani informasi itu."
Rumor terus berkembang bahwa Trump akan memecat Mueller atau Rod Rosenstein, wakil jaksa agung yang mengawasi penyelidikan intervensi Rusia yang ditangani Mueller.
Dick Durbin, orang nomor 2 Demokrat di Senate, menyatakan bahwa memecat kedua orang akan menimbulkan krisis konstitusi. Namun mantan kepala staf Gedung Putih Reince Priebus yang meninggalkan Trump Juli tahun lalu menyatakan "Saya tak pernah merasa president akan memecat pengacara khusus. Saya tak pernah mendengar hal itu."
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
Dakwaan istimewa yang menandai perpecahan yang terbuka antara Donald Trump dengan FBI yang merupakan badan penegakan hukum paling berkuasa di AS itu disampikan Minggu waktu setempat oleh Adam Schiff, tokoh Demokrat dalam komisi intelijen DPR AS.
Schiff berkata dalam program This Week televisi ABC bawah anggota-anggota komisi itu dari Partai Republik tidak mengecek ulang informasi yang mereka dapatkan kepada para pejabat FBI saat mereka sepakat merilis memo yang hanya ditujukan untuk mencoreng penyelidikan dugaan kaitan Trump dengan Rusia.
Trump sendiri berharap memo yang menuding para pejabat tinggi FBI yang sedang menyelidiki dugaan intervensi Rusia telah melakukan penyalahgunaan wewenang itu memberi dia kekuasaan untuk mengubah formasi departemen kehakiman di mana FBI menjadi salah bagiannya dan menghentikan penyelidikan kasus Rusia yang sedang ditangani pengacara khusus Robert Mueller.
Baca juga: FBI vs Trump - Setelah memo Nunes Trump merasa di atas angin
"Tujuannya bukan untuk mengawasi. Tujuannjya adalah menjadi tukang pukul politik terhadap FBI atas nama presiden," kata Schiff merujuk Memo Nunes itu.
Schiff menambahkan, "Sumber-sumber informasi lain tidak akan diberitahukan ke FBI karena mereka tidak mau mengandalkan sebuah komisi bipartisan (dua pihak, yakni Republik dan Demokrat) dalam menangani informasi itu."
Rumor terus berkembang bahwa Trump akan memecat Mueller atau Rod Rosenstein, wakil jaksa agung yang mengawasi penyelidikan intervensi Rusia yang ditangani Mueller.
Dick Durbin, orang nomor 2 Demokrat di Senate, menyatakan bahwa memecat kedua orang akan menimbulkan krisis konstitusi. Namun mantan kepala staf Gedung Putih Reince Priebus yang meninggalkan Trump Juli tahun lalu menyatakan "Saya tak pernah merasa president akan memecat pengacara khusus. Saya tak pernah mendengar hal itu."
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018