Jakarta (Antaranews Gorontalo) - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi mendorong kerja sama pendidikan Islam antara Indonesia dan Filipina.
"Saya berharap agar lokakarya ini bisa menghasilkan rekomendasi sebagai dasar untuk membuat nota kesepahaman tentang pendidikan Islam. Dan dalam jangka panjang, kolaborasi ini bisa menjadi model kemitraan lebih jauh antara Indonesia, Filipina, dan negara lain untuk mempromosikan perdamaian dan toleransi," katanya saat membuka lokakarya Indonesia-Filipina tentang kerja sama pendidikan Islam di Jakarta, Rabu.
Retno menginginkan lokakarya yang diadakan hingga Kamis (15/2) itu dapat menghasilkan peta jalan bagi kedua negara untuk mengembangkan kerja sama itu.
"Pada akhir lokakarya ini, kami akan mendesain satu `roadmap` yang berisi kerja sama apa saja yang akan dilakukan oleh Indonesia dan Filipina," tuturnya.
Retno menyampaikan tiga harapan terhadap lokakarya itu yakni mempromosikan wajah sejati Islam kepada seluruh dunia, mempromosikan pendidikan Islam modern dan berkualitas tinggi, serta memastikan bahwa kolaborasi itu melibatkan semua pemangku kepentingan terkait termasuk masyarakat.
Lokakarya terdiri dari tujuh sesi yakni pendidikan Islam di Indonesia; pendidikan Islam di Filipina; sistem kurikulum; pengembangan profesional untuk guru, pendidik dan ulama yang mengajarkan pendidikan Islam; peranan orang tua, masyarakat, dan badan-badan agamawi; pendidikan Islam dan pembangunan budaya toleransi dalam masyarakat multikultural; dan desain peta untuk kerja sama di masa depan.
Dia menuturkan kerja sama semacam itu bisa juga dikembangkan dengan pihak lain.
Lokakarya diikuti oleh 14 partisipan dari Indonesia dan 14 peserta dari Filipina yang mewakili berbagai macam institusi dan kementerian.
Dari Filipina, peserta yang mewakili antara lain Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pendidikan, dan Institute of Islamic Studies. Kemudian perwakilan Indonesia antara lain Kementerian Agama, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Majelis Ulama Indonesia, Nahdlatul Ulama, dan Muhammadiyah.
Retno menuturkan lokakarya itu merupakan tindak lanjut nyata komitmen Indonesia dan Filipina untuk mendorong kerja sama pendidikan Islam.
Lokakarya itu juga merupakan turunan dari pertemuan trilateral antara Indonesia, Filipina, dan Malaysia pada 22 Juni 2017 di Manila, Filipina.
Di dalam pertemuan trilateral tersebut, ada pernyataan bersama ditandatangani ketiga negara dengan Malaysia, Filipina dan Indonesia, salah satu isinya adalah pembangunan sosial dan ekonomi termasuk tentunya masalah pendidikan.
Sebagai tindak lanjut dari pernyataan bersama itu, pada 3 Januari 2018, Retno melakukan kunjungan kerja ke Davao, Filipina Selatan yang salah satu kegiatannya untuk meluncurkan kerja sama pendidikan Islam antara Indonesia dan Filipina. Dan lokakarya itu menjadi lanjutan kerja sama tersebut.
Dalam kunjungan itu, Retno juga mengunjungi sekolah Islam dan menyaksikan penandatangan letter of intent (LoI) untuk meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan Islam.
"Dari pembahasan-pembahasan itu akhirnya kita sepakat untuk bertemu lagi untuk membahas kerja sama yang konkrit itu akan seperti apa. Oleh karena itu hari ini dan esok kita melakukan `workshop` (lokakarya) ini," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
"Saya berharap agar lokakarya ini bisa menghasilkan rekomendasi sebagai dasar untuk membuat nota kesepahaman tentang pendidikan Islam. Dan dalam jangka panjang, kolaborasi ini bisa menjadi model kemitraan lebih jauh antara Indonesia, Filipina, dan negara lain untuk mempromosikan perdamaian dan toleransi," katanya saat membuka lokakarya Indonesia-Filipina tentang kerja sama pendidikan Islam di Jakarta, Rabu.
Retno menginginkan lokakarya yang diadakan hingga Kamis (15/2) itu dapat menghasilkan peta jalan bagi kedua negara untuk mengembangkan kerja sama itu.
"Pada akhir lokakarya ini, kami akan mendesain satu `roadmap` yang berisi kerja sama apa saja yang akan dilakukan oleh Indonesia dan Filipina," tuturnya.
Retno menyampaikan tiga harapan terhadap lokakarya itu yakni mempromosikan wajah sejati Islam kepada seluruh dunia, mempromosikan pendidikan Islam modern dan berkualitas tinggi, serta memastikan bahwa kolaborasi itu melibatkan semua pemangku kepentingan terkait termasuk masyarakat.
Lokakarya terdiri dari tujuh sesi yakni pendidikan Islam di Indonesia; pendidikan Islam di Filipina; sistem kurikulum; pengembangan profesional untuk guru, pendidik dan ulama yang mengajarkan pendidikan Islam; peranan orang tua, masyarakat, dan badan-badan agamawi; pendidikan Islam dan pembangunan budaya toleransi dalam masyarakat multikultural; dan desain peta untuk kerja sama di masa depan.
Dia menuturkan kerja sama semacam itu bisa juga dikembangkan dengan pihak lain.
Lokakarya diikuti oleh 14 partisipan dari Indonesia dan 14 peserta dari Filipina yang mewakili berbagai macam institusi dan kementerian.
Dari Filipina, peserta yang mewakili antara lain Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pendidikan, dan Institute of Islamic Studies. Kemudian perwakilan Indonesia antara lain Kementerian Agama, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Majelis Ulama Indonesia, Nahdlatul Ulama, dan Muhammadiyah.
Retno menuturkan lokakarya itu merupakan tindak lanjut nyata komitmen Indonesia dan Filipina untuk mendorong kerja sama pendidikan Islam.
Lokakarya itu juga merupakan turunan dari pertemuan trilateral antara Indonesia, Filipina, dan Malaysia pada 22 Juni 2017 di Manila, Filipina.
Di dalam pertemuan trilateral tersebut, ada pernyataan bersama ditandatangani ketiga negara dengan Malaysia, Filipina dan Indonesia, salah satu isinya adalah pembangunan sosial dan ekonomi termasuk tentunya masalah pendidikan.
Sebagai tindak lanjut dari pernyataan bersama itu, pada 3 Januari 2018, Retno melakukan kunjungan kerja ke Davao, Filipina Selatan yang salah satu kegiatannya untuk meluncurkan kerja sama pendidikan Islam antara Indonesia dan Filipina. Dan lokakarya itu menjadi lanjutan kerja sama tersebut.
Dalam kunjungan itu, Retno juga mengunjungi sekolah Islam dan menyaksikan penandatangan letter of intent (LoI) untuk meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan Islam.
"Dari pembahasan-pembahasan itu akhirnya kita sepakat untuk bertemu lagi untuk membahas kerja sama yang konkrit itu akan seperti apa. Oleh karena itu hari ini dan esok kita melakukan `workshop` (lokakarya) ini," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018