Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo akan terus mengkampanyekan alat tangkap ikan ramah lingkungan.

"Kami sering menerima laporan dari warga yang juga pemerhati lingkungan, terkait masih adanya nelayan yang menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan," ujar Kepala Bidang Budi Daya dan Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gorontalo Utara Amanda Sunge, di Gorontalo, Kamis.

Ia mengatakan, khusus alat tangkap jenis sero sebenarnya tidak dilarang asalkan tidak mengganggu alur pelayaran dan tidak menggunakan batang-batang mangrove untuk patok-patok jaringnya.

Namun persoalan yang terjadi, kebanyakan nelayan memilih menggunakan mangrove untuk patok.

Kabarnya, kata Amanda lagi, nelayan pun menggunakan getah mangrove yang dioleskan di jaring, karena mereka berpendapat bau getah mangrove mengundang ikan sangat banyak.

Kondisi itu tidak hanya digunakan pada sero, namun untuk alat tangkap jaring dan pukat.

Pihaknya, kata Amanda, mengerahkan para penyuluh perikanan khususnya di 78 desa pesisir tersebar pada 11 kecamatan, untuk mengkampanyekan agar masyarakat menggunakan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan dan tidak menebang mangrove.

Penyuluh pun diminta mendata jumlah nelayan yang masih menggunakan sero.

Data itu, kata Amanda, dilaporkan ke DKP Provinsi Gorontalo, agar nelayan mendapatkan bantuan penggantian alat tangkap selain sero yang pasti lebih ramah lingkungan dan tentunya sesuai keahlian nelayan itu.

Suwardi (39), pemerhati lingkungan di daerah itu meminta, agar pemerintah daerah lebih intensif dan berani untuk menghentikan penggunaan sero sebagai alat tangkap.

Sero banyak ditancapkan di area terumbu karang. "Kondisi ini sangat berdampak pada kerusakan terumbu karang yang indah, mengakibatkan ikan-ikan berwarna cantik ikut mati," ujarnya pula.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018