Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengaku dirinya belum menerima laporan lengkap terkait dengan sengketa hukum yang menyeret dua pasangan Calon Wali Kota-Cawali, yakni Adhan Dambea-Hardi Hemeto (ADHA) dan Marten Taha-Ryan Kono (Matahari).

"Kami belum mendapatkan laporan lengkap soal itu. Saya hanya baca-baca di koran sebab saya baru kembali dari Jakarta urusan tugas," katanya di Gorontalo, Senin.

Untuk membahas perkembangan Pilkada, pihaknya mengaku akan menggelar pertemuan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Manado, Sulawesi Utara.

Pertemuan tersebut dirangkaikan penandatanganan MoU antara Gubernur dengan Pangdam XIII Merdeka dan Kapolda Gorontalo, terkait dengan program padat karya di daerah.

"Besok selasa kami akan gelar rapat Forkopimda lengkap dengan Pangdam, pak Kapolda, Kejaksaan dan lainnya terkait dengan perkembangan Pilkada dan keamanan daerah," jelasnya.

Gubernur juga mengimbau kepada para pasangan calon peserta pilkada untuk bisa menahan diri selama proses kampanye berlangsung.

Ia meminta agar pasangan calon mengedepankan etika, kampanye yang damai dan bermartabat.

"Kedepankan program. Jangan menghujat, jangan menjelekkan, jangan saling menghujat. Termasuk ujaran yang mengandung sara," imbuhnya.

Provinsi Gorontalo akan menggelar pilkada serentak di dua daerah yakni Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo Utara.

Khusus di Kota Gorontalo, Pasangan Adhan-Hardi menggugat pencalonan pasangan Marten-Ryan dan dikabulkan oleh Bawaslu. Saat ini sengketa tersebut sedang berproses di Mahkamah Agung.

 

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018