Jakarta, (Antara) - Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) enggan menanggapi mengenai pergantian pimpinan MPR RI dirinya menggantikan Mahyudin sebelum mendapatkan surat dan resmi dilantik.

Di sela acara puncak "Bulan HM Soeharto" di TMII, Jakarta, Minggu, ia mengakui terdapat komunikasi yang dijalin terkait pergantian MPR, tetapi ia tidak mau mendahului.

"Saya tidak mau bicara banyak. Komunikasi sudah ada, tetapi selama surat dan belum ada pelantikan saya tidak mau berkomentar," tutur Titiek Soeharto.

Ia menjawab singkat siap kapan pun dan di mana pun dibutuhkan.

Sementara itu, pada Jumat (9/3) DPP Partai Golkar mengakui telah memproses pergantian pimpinan MPR RI dengan mengirimkan surat penetapan nama Titiek Soeharto untuk menggantikan Mahyudin.

"Iya benar, proses itu memang sudah berjalan," ujar Ketua Koordinator bidang Kepartaian DPP Golkar Ibnu Munzir.

Ibnu mengatakan surat penetapan dikirimkan oleh Sekjen DPP Partai Golkar Lodewijk Fredrich ke MPR untuk segera diproses. Menurut Ibnu, pergantian pimpinan MPR ini kemungkinan hanya untuk penyegaran saja.

Isu penggantian Mahyudin dengan Titiek Soeharto sudah berhembus sejak akhir tahun 2017. Mahyudin sendiri telah berulang kali merespons isu tersebut.

Menurut dia, mekanisme pergantian pimpinan MPR tidak dapat serta merta dilakukan partai politik, sebab pimpinan MPR mewakili pula unsur DPD RI.

Mahyudin mengatakan terdapat aturan dalam UU MD3 tentang posisi jabatan di MPR.

Pewarta: Yashinta Difa

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018