Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Gorontalo Idah Syahidah mendorong agar metode pengobatan tradisional yang ada di Gorontalo tetap dilestarikan.

Menurutnya di tengah arus moderenitas medis, pengobatan tradisional merupakan bentuk kearifan lokal masyarakat.

"Jauh sebelum orang mengenal motode pengobatan dengan peralatan canggih, masyarakat kita sudah menggunakan pengobatan tradisional. Alhamdulillah orang tua kita dulu juga hidup sehat dan panjang umur dengan metode pengobatan tradisional," kata Idah saat membuka Training of Trainer (TOT) Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional yang digelar oleh Dinas Kesehatan, Senin.

Kegiatan yang dihadiri oleh para fasilitator pengobatan tradisional dari kabupaten dan kota itu, diharapkan dapat memasyarakatkan kembali pengobatan alternatif pada masyarakat.

Ada beragam media pengobatan yang dilakukan di antaranya dengan motode pijat dan konsumsi bahan bahan herbal atau jamu.

Pada kegiatan tersebut dipraktekkan bagaimana teknik pijat yang mampu menyembuhkan beragam penyakit. Pijat dilakukan dengan menyentuk titik-titik syaraf yang sensitif seperti pada bagian telapak kaki, telapak tangan, leher dan kepala.

"Pengobatan tradisional ini kan sudah mulai punah. Sudah tidak banyak lagi yang menggunakan bahan bahan herbal maupun teknik pijat untuk mengobati orang yang sakit. Oleh karena itu pengobatan ini perlu terus dimasyarakatkan kembali," tambahnya.

Ia menilai pengobatan tradisional lebih aman, sebab tidak menggunakan bahan kimia sebagai material obat.

Selain itu, pengobatan ini terbilang murah karena hanya memanfaatkan tenaga manusia dan tumbuhan yang biasanya ada di pekarangan rumah sekitar.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo sebelumnya pernah membuka klinik mandiri untuk pengobatan tradisional.

Klinik tersebut terpaksa ditutup karena kurang peminat dan belum tersosialisasi dengan baik. Melalui pelatihan tersebut, pemda berharap klinik tersebut kembali dibuka bahkan hingga ke kabupaten dan kota.

 

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018