Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Provinsi Gorontalo menjadi nominasi dalam pengendali invalasi daerah terbaik tingkat nasional yang dinilai oleh Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) tahun 2014.

Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim, mengatakan, Provinsi Gorontalo dinilai layak masuk menjadi nominasi karena tahun 2013 menjadi daerah dengan tingkat inflasi terendah di kawasan Timur Indonesia dengan angka 5,84 persen.

Inflasi tersebut lebih rendah dari Sulawesi Barat 5,91 persen, Sulawesi Tenggara 5,92 persen dan Sulawesi Selatan 6.21 persen yang masing-masing berada pada posisi dua tiga dan empat terbawah.

Inflasi tertinggi terjadi di Kalimantan Tengah dengan angka 11,71 Persen.

Menurut Sekretaris TPID Provinsi Gorontalo Budiyanto Sidiki sejak tahun 2011-2012, beras menjadi komoditas dengan sumbangan terbesar pada inflasi di Gorontalo.

Rata rata sumbangan beras terhadap total nilai konsumsi sepanjang tahun tersebut sebesar 7,70 persen.

Ia menambahkan, data inflasi bulanan juga menunjukkan perubahan harga beras yang sangat fluktuatif di sepanjang tahun 2011-2012 dan memberikan pengaruh sifnifikan terhadap laju inflasi.

"Fluktuasi harga tersebut disebabkan beberapa faktor yaitu luas panen padi menurut 3,06 persen dari 52.811 hektare di tahun 2011 menjadi 51.193 hektare di tahun 2012, akibat dari luas alih fungsi lahan yang meningkat dan terbatasnya infrastruktur irigasi. Hal itu pula menyebabkan turunya produksi padi hingga 10,27 persen dari 273.921 Ton tahun 2011 menjadi 245.786 Ton tahun 2012," jelasnya.

Untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran pihaknya mengakui telah melakukan langkah strategis diantaranya mendorong perluasan areal tanam, perbaikan infrastruktur, pemberian subsidi pupuk dan benih padi dan pembatasan alih fungsi lahan pertanian untuk mendorong peningkatan produksi padi.

Pembangunan infrastruktur irigasi yang digagas oleh Gubernur Gorontalo Rusli Habibie yakni Irigasi Mootilango dan Irigasi Randangan juga menjadi langkah strategis berikutnya untuk mengairi dan mencetak areal sawah baru.

"Hasilnya di tahun 2013 harga beras setiap bulannya semakin stabil yaitu tidak melebih satu persen. Jauh lebih stabil dibandingkan tahun 2011-2012 yang berada pada kisaran tiga persen. Stabilitas harga beras tersebut juga terlihat sumbangan terhadap inflasi. Tahun 2011 beras memberi sumbangan 0,14 persen, tahun 2012 meningkat menjadi 0,43 persen dan di tahun 2013 menurut menjadi 0,02 persen," ujarnya. 

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014