Boyolali, (Antara News) - Pelawak terkenal Tukul Arwana mengatakan almarhum Gogon Margono semasa hidupnya sebagai seorang seniman yang jenakanya memiliki karakter, sehingga semua orang mudah mengenalnya.

"Saya yang tidak bisa dilupakan terhadap mas Gogon, jenaka, kelucuannya, mempunyai karakter sehingga orang mudah mengenalnya," kata Tukul di sela pemakaman jenazah Gogon Margono di  tempat pemakaman Bukur Ireng Desa Bendan Banyudono Kabupaten Boyolali, Rabu.

Tukul mengaku bertemu di kelompok Srimulat dengan almarhum Gogon Margono sekitar 1999. Mas Gogon sosok yang unik, lucu, serba bisa. Dia selain melawak juga bisa bernyanyi,  melukis, memainkan alat musik kendang, dan menjadi dalang juga bisa.

Menurut Tukul pengalaman bersama Mas Gogon saat pergi ke luar negeri tidur bersama satu kamar, dan sering melakukan adegan-adegan kocak. Dia tiba-tiba loncat dari tempat tidur katanya melihat benda warna putih.
   
"Saya merasa kehilangan, tetapi semua milik Tuhan Yang Maha Esa. Jika Tuhan sudah menghendaki manusia pasrah. Dan, semoga pihak keluarga Mas Gogon diberikan ketabahan, kekuatan menerima ujian ini," kata Tukul.

Pelawak terkenal Gogon Margono (58) dari kelompok Srimulat telah meninggal dunia di Lampung, Selasa (15/5), sekitar pukul 06.00 WIB, dan jenazah dimakamkan di tempat kelahirannya makam Bukur Ireng Desa Bendan Banyudono Kabupaten Boyolali, Rabu, berangkat dari rumah duka sekitar pukul 11.00 WIB.

Ratusan pelayat baik sanak saudara, teman dari kalangan seniman, tetangga mengantarkan ke tempat peristiristirahatan yang terakhir di dekat makam orang tuanya sekitar 500 meter dari rumah duka.

Menurut Nova Mustika putra bungsu almarhum dirinya kaget saat ditelepon kakaknya, Ari Mustika yang mendampingi ayahnya di Lampung.    
    
Ayah meninggal saat ditinggal anaknya, Ari Mustika ke kamar mandi di Lampung, usai manggung di acara pilkada Lampung. Kakaknya setelah ke luar dari kamar mandi melihat kondisi ayahnya yang tergeletak bingung.

Menurut Nova ayahnya memiliki riwayat sering sesak nafas karena sakit Jantung. Namun, ayahnya tidak ingin menjalani pengobatan yakni diberikan ring. Dia seharusnya diring, tetapi papa tidak mau.
   
Menurut Nova, terakhir kali bertemu ayahnya yakni enam hari yang lalu saat berziarah ke makam eyangnya di Boyolali.

Gogon Margono bergabung di kelompok Srimulat Balekambang Solo, sekitar 1980-an, dan meninggal dunia diusianya yang 58 tahun. Gogon meninggalkan seorang istri Sri Lestari, dan dua anak, yakni Ari Mustika dan Nova Mustika serta empat cucu.

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018