Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Sejumlah warga Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, meminta kepada pemerintah untuk mempercepat perbaikan tanggul jebol di Sungai Andagile.
Warga khawatir jika curah hujan tinggi maka banjir di sejumlah desa tidak bisa dihindari. Apalagi saat ini masyarakat sedang melaksanakan ibadah puasa bulan Ramadhan.
Saleh (39), warga Desa Pinontoyonga, Senin, mengharapkan agar perbaikan tanggul itu bisa dilaksanakan pada tahun ini juga. Jika ditunda lagi, ditakutkan tahun depan saat musim penghujan datang, maka banjir akan menimpa masyarakat.
"Sebelum tanggul itu jebol, banjir tidak pernah menimpa desa kami. Maka kami sangat mengharapkan perbaikan dengan segera," katanya.
Saleh adalah salah seorang warga yang paling merasakan dampak banjir di daerah itu. Rumahnya berada tak jauh dari Sungai Andagile.
Sementara warga lain di Desa Monggupo, Ibrahim (40) mengharapkan hal serupa, agar ada tindakan lebih cepat dari pemerintah daerah.
Ibrahim mengatakan bahwa banjir yang terjadi pada bulan April lalu, mengingatkannya pada banjir tahun-tahun sebelumnya, sebelum tanggul di Sungai Andagile dibangun pemerintah.
"Padahal kami sudah merasa tenang ada tanggul itu. Namun sekarang menjadi khawatir kalau curah hujan cukup tinggi dan terjadi begitu lama," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Provinsi Gorontalo Rusli Habibie mengunjungi lokasi banjir di Kecamatan Atinggola. Menurutnya, sungai itu masih menjadi kewenangan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Atinggola.
"Pemerintah Gorontalo ingin memperbaiki ini. Saya akan menghubungi Gubernur Sulut untuk membahasnya. Kalau sesuai aturan tanggul Andagile bisa kita kerjakan, maka akan segera saya kerjakan tahun ini juga," katanya waktu lalu.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
Warga khawatir jika curah hujan tinggi maka banjir di sejumlah desa tidak bisa dihindari. Apalagi saat ini masyarakat sedang melaksanakan ibadah puasa bulan Ramadhan.
Saleh (39), warga Desa Pinontoyonga, Senin, mengharapkan agar perbaikan tanggul itu bisa dilaksanakan pada tahun ini juga. Jika ditunda lagi, ditakutkan tahun depan saat musim penghujan datang, maka banjir akan menimpa masyarakat.
"Sebelum tanggul itu jebol, banjir tidak pernah menimpa desa kami. Maka kami sangat mengharapkan perbaikan dengan segera," katanya.
Saleh adalah salah seorang warga yang paling merasakan dampak banjir di daerah itu. Rumahnya berada tak jauh dari Sungai Andagile.
Sementara warga lain di Desa Monggupo, Ibrahim (40) mengharapkan hal serupa, agar ada tindakan lebih cepat dari pemerintah daerah.
Ibrahim mengatakan bahwa banjir yang terjadi pada bulan April lalu, mengingatkannya pada banjir tahun-tahun sebelumnya, sebelum tanggul di Sungai Andagile dibangun pemerintah.
"Padahal kami sudah merasa tenang ada tanggul itu. Namun sekarang menjadi khawatir kalau curah hujan cukup tinggi dan terjadi begitu lama," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Provinsi Gorontalo Rusli Habibie mengunjungi lokasi banjir di Kecamatan Atinggola. Menurutnya, sungai itu masih menjadi kewenangan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Atinggola.
"Pemerintah Gorontalo ingin memperbaiki ini. Saya akan menghubungi Gubernur Sulut untuk membahasnya. Kalau sesuai aturan tanggul Andagile bisa kita kerjakan, maka akan segera saya kerjakan tahun ini juga," katanya waktu lalu.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018