Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Debat calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota (cawali-Cawawali) Gorontalo, yang diikuti tiga pasangan calon, diwarnai kericuhan, Senin.

Dengan menggunakan pengeras suara, Kapolres Gorontalo Kota AKBP Yan Budi Jaya meminta agar penanggungjawab LO (Lission Officer) dari setiap pasangan calon untuk bisa menenangkan masing-masing pendukung calon.

"LO saya minta untuk menenangkan masing-masing pendukung pasangan calon, dan diharapkan untuk bisa menenangkan diri, jika tidak acara debat ini bisa saja saya hentikan dengan alasan keamanan," tegas AKBP Yan Budi.

Tidak berselang berapa menit, massa sudah kembali tenang dan debat calon langsung dilanjutkan ke sesi "Closing Statmen" atau pernyataan penutup untuk segera menutup acara debat.

Sementara itu ketua KPU Kota Gorontalo Sukrin S Taib, usai pelaksanaan debat berharap agar persoalan yang terjadi di tengah jalannya debat calon, tidak berkepanjangan, mengingat antarpasangan calon tadi sudah saling memaafkan dan berpelukan.

"Mereka tadi sudah berpelukan dan saling memaafkan, diharapkan kejadian tadi tidak berkepanjangan," kata Sukrin.

Pihaknya berharap, tinggal beberapa hari ke depan sebelum hari H pemungutan dan penghitungan suara, tanggal 27 Juni mendatang, masing-masing pihak dapat menjaga kondusifitas Kota Gorontalo.

"Ke depan masih ada agenda kampanye umum monologis, dan kami akan rapat bersama dengan pihak keamanan serta Panwaslu Kota Gorontalo dan juga LO pasangan calon untuk membicarakan teknis pelaksanaan dan pengamanan," jelasnya.

Sebelumnya juga pada debat calon tahap II tanggal 12 Mei 2018 lalu, yang diikuti oleh calon wali kota dari setiap pasangan, juga sempat diwarnai kericuhan, namun semuanya bisa teratasi.

Pilkada di Kota Gorontalo diikuti tiga pasangan calon, yakni pasangan Adhan Dambea-Hardi Saleh Hemeto, Marthen Taha-Ryan F Kono, dan Rum Pagau-Rusliyanto Monoarfa.

Pewarta: Farid

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018