Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, mengimbau masyarakat setempat agar selalu mewaspadai serangan penyakit demam berdarah dengue yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo Noneng Supratina Nasibu di Gorontalo, Senin, mengatakan saat ini dengan kondisi cuaca ekstrem hampir setiap bulan ada kasus DBD.
"Sekarang hampir setiap bulan ada kasus DBD, tapi memang bulan yang harus diwaspadai yaitu pada bulan November hingga bulan Maret," ungkapnya.
Noneng menegaskan pemberantasan sarang nyamuk harus dilakukan secara berkelanjutan agar lingkungan selalu bersih dan bebas dari jentik nyamuk.
"Tetaplah selalu waspada dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk untuk mencegah penyebaran DBD dengan cara 3M Plus," ujarnya.
Gerakan 3M Plus, yaitu membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es, dan ember.
Selain itu, menutup dengan rapat tempat penampungan air, seperti tanki air dan drum, serta mendaur ulang barang bekas yang berpotensi untuk menjadi tempat berkembangbiak nyamuk.
Pada 2016 di Kabupaten Gorontalo terjadi kasus DBD dengan pasien 310 orang.
Akan tetapi, katanya, dengan berbagai kegiatan yang melibatkan lintas sektor dan partisipasi masyarakat, serangan DBD pada 2017 menurun 50 persen dengan pasien yang tercatat 150 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo Noneng Supratina Nasibu di Gorontalo, Senin, mengatakan saat ini dengan kondisi cuaca ekstrem hampir setiap bulan ada kasus DBD.
"Sekarang hampir setiap bulan ada kasus DBD, tapi memang bulan yang harus diwaspadai yaitu pada bulan November hingga bulan Maret," ungkapnya.
Noneng menegaskan pemberantasan sarang nyamuk harus dilakukan secara berkelanjutan agar lingkungan selalu bersih dan bebas dari jentik nyamuk.
"Tetaplah selalu waspada dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk untuk mencegah penyebaran DBD dengan cara 3M Plus," ujarnya.
Gerakan 3M Plus, yaitu membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es, dan ember.
Selain itu, menutup dengan rapat tempat penampungan air, seperti tanki air dan drum, serta mendaur ulang barang bekas yang berpotensi untuk menjadi tempat berkembangbiak nyamuk.
Pada 2016 di Kabupaten Gorontalo terjadi kasus DBD dengan pasien 310 orang.
Akan tetapi, katanya, dengan berbagai kegiatan yang melibatkan lintas sektor dan partisipasi masyarakat, serangan DBD pada 2017 menurun 50 persen dengan pasien yang tercatat 150 orang.
Editor : Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018