Surabaya (Antaranews Gorontalo) - Kepolisian Daerah Jawa Timur menyatakan ledakan di Pasuruan terjadi karena bom meledak saat proses perakitan, bukan sengaja diledakkan.
"Yang terjadi adalah bahwa bom itu adalah human error, yang meledak sendiri saat dirakit dan melukai anaknya yang saat ini dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim," kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera di Surabaya, Jumat.
Menurut hasil pemeriksaan Laboratorium Forensik Polda Jawa Timur, bom tersebut berdaya ledak rendah. "Bom itu berjenis bom ikan atau orang Jatim biasa menyebutnya bondet," ujarnya.
Polisi sudah mengidentifikasi orang yang diduga memiliki bom tersebut, yang menggunakan tiga identitas berbeda.
"Kita sudah tahu walaupun dia memakai tiga identitas tetapi kita sudah identifikasi. Sudah jelas dan terang benderang. Tim sedang bekerja dan sedang melakukan pengejaran," tutur Barung.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
"Yang terjadi adalah bahwa bom itu adalah human error, yang meledak sendiri saat dirakit dan melukai anaknya yang saat ini dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim," kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera di Surabaya, Jumat.
Menurut hasil pemeriksaan Laboratorium Forensik Polda Jawa Timur, bom tersebut berdaya ledak rendah. "Bom itu berjenis bom ikan atau orang Jatim biasa menyebutnya bondet," ujarnya.
Polisi sudah mengidentifikasi orang yang diduga memiliki bom tersebut, yang menggunakan tiga identitas berbeda.
"Kita sudah tahu walaupun dia memakai tiga identitas tetapi kita sudah identifikasi. Sudah jelas dan terang benderang. Tim sedang bekerja dan sedang melakukan pengejaran," tutur Barung.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018