Gorontalo, (Antara News) - Satu unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, sudah selesai dibangun dan akan dioperasikan mulai tahun ini.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi Bagian Utara Sigit Witjaksono, mengatakan saat ini pembangkit tersebut dalam tahap uji kelayakan operasional.
"Paling tidak ada satu unit yang sudah bisa beroperasi tahun ini. Memang kami berharap dua unit bisa beroperasi paling tidak akhir tahun ini dan akan berupaya semaksimal mungkin," ujarnya saat meninjau PLTU itu.
Untuk bisa mengejar target tersebut, lanjut Sigit, pihaknya membutuhkan penambahan tenaga kerja ahli baik dalam dan luar negeri.
Selain untuk mempercepat pekerjaan, penambahan tenaga kerja diharapkan dapat melakukan transfer ilmu pada tenaga kerja yang sudah ada.
Sementara itu, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menjelaskan rencana pembangunan PLTU 2?25 MW sejak empat tahun lalu itu nyaris batal dilaksanakan dan akan dipindahkan ke Sumatera karena berbagai permasalahan.
Ia mengaku telah berupaya meyakinkan pusat agar PLTU tersebut tetap jadi dibangun dengan dukungan penuh pemerintah daerah.
"Kalau memang Desember tahun ini sudah siap, saya usulkan untuk diresmikan oleh Presiden Jokowi dan beberapa proyek nasional. Saya senang melihat progresnya sudah cukup baik," tambahnya.
PLTU Anggrek 2?25 MW dinilainya sangat strategis bagi Gorontalo untuk mendukung peningkatan rasio elektrifikasi yang baru mencapai 93 persen.
Penambahan daya juga diharapkan dapat meningkatkan iklim investasi dan perekonomian daerah.
PLTU yang dikerjakan oleh PT Rekadaya Elektrika itu menjadikan pembangkit antara Sulawesi Utara dan Gorontalo semakin seimbang.
Saat ini ketersediaan listrik interkoneksi Sulawesi Utara dan Gorontalo mencapai 441 MW dengan beban puncak sebesar 336 MW.
PLTU Anggrek diharapkan mampu menambah daya pasok listrik menjadi 491 MW.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi Bagian Utara Sigit Witjaksono, mengatakan saat ini pembangkit tersebut dalam tahap uji kelayakan operasional.
"Paling tidak ada satu unit yang sudah bisa beroperasi tahun ini. Memang kami berharap dua unit bisa beroperasi paling tidak akhir tahun ini dan akan berupaya semaksimal mungkin," ujarnya saat meninjau PLTU itu.
Untuk bisa mengejar target tersebut, lanjut Sigit, pihaknya membutuhkan penambahan tenaga kerja ahli baik dalam dan luar negeri.
Selain untuk mempercepat pekerjaan, penambahan tenaga kerja diharapkan dapat melakukan transfer ilmu pada tenaga kerja yang sudah ada.
Sementara itu, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menjelaskan rencana pembangunan PLTU 2?25 MW sejak empat tahun lalu itu nyaris batal dilaksanakan dan akan dipindahkan ke Sumatera karena berbagai permasalahan.
Ia mengaku telah berupaya meyakinkan pusat agar PLTU tersebut tetap jadi dibangun dengan dukungan penuh pemerintah daerah.
"Kalau memang Desember tahun ini sudah siap, saya usulkan untuk diresmikan oleh Presiden Jokowi dan beberapa proyek nasional. Saya senang melihat progresnya sudah cukup baik," tambahnya.
PLTU Anggrek 2?25 MW dinilainya sangat strategis bagi Gorontalo untuk mendukung peningkatan rasio elektrifikasi yang baru mencapai 93 persen.
Penambahan daya juga diharapkan dapat meningkatkan iklim investasi dan perekonomian daerah.
PLTU yang dikerjakan oleh PT Rekadaya Elektrika itu menjadikan pembangkit antara Sulawesi Utara dan Gorontalo semakin seimbang.
Saat ini ketersediaan listrik interkoneksi Sulawesi Utara dan Gorontalo mencapai 441 MW dengan beban puncak sebesar 336 MW.
PLTU Anggrek diharapkan mampu menambah daya pasok listrik menjadi 491 MW.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018