Gorontalo, (Antara News) - Pemerintah Kota (Pemkot) Gorontalo, Provinsi Gorontalo, akan menangani kasus dugaan pelecehan yang dilakukan salah seorang oknum tenaga honorer di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat, kepada tiga orang penari.

Wali Kota Gorontalo, Marten Taha, Kamis, mengatakan jika terbukti oknum tersebut melakukan pelecehan kepada penari yang membawa nama Kota Gorontalo pada kegiatan di Tarakan, Kalimantan Utara akan diberhentikan dari tenaga honorer.

"Jika ini benar-benar terjadi, adalah suatu hal yang sangat disesalkan dan saya merasa sangat menyesal dan tidak menerima hal seperti itu," ucapnya.

Marten menjelaskan, jika para penari tersebut diikutkan ke Tarakan untuk membawakan pertunjukan seni dan budaya Gorontalo.

"Saya akan ambil tindakan, dan akan menelusuri apakah tindakan ini benar atau tidak. Saya akan buat tim untuk masalah ini," tegasnya.

Sementara itu, ketiga penari yang diduga menjadi korban kompak mengatakan jika pegawai honorer berinisial T tersebut melakukan pelecehan seksual kepada mereka saat dipijat.

Ketiga korban mengaku disentuh hingga ke bagian vital beberapa kali walaupun sudah melakukan penolakan.

mereka meminta agar T dihukum seberat-beratnya agar hal yang mereka alami tidak terjadi kepada orang lain.

"Apa yang dilakukannya sangat tidak dapat ditoleransi, semoga ada keputusan dan hukuman yang setimpal bagi orang itu," ujar mereka.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayan Kota Gorontalo, Abram Badu untuk pembuktian hal itu akan ada tim dan membuat berita acara.

"Ia menjelaskan, jika pegawai honorer tersebut sudah cukup lama bekerja dan sering memijat orang-orang dikantor, jadi saya tidak tahu jika ada kejadian yang berlebihan seperti itu," jelasnya.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018