Gorontalo, (Antara News) - Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan, pihaknya pada upacara?HUT ke-73 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ini mengusung konsep berbeda, yakni mewajibkan peserta menggunakan pakaian adat setempat.

Jika biasanya inspektur upacara menggunakan Pakaian Dinas Upacara (PDU) dan tamu VIP memakai setelan jas, maka pada upacara peringatan HUT RI tahun ini wajib mengenakan pakaian adat daerah, katanya di Gorontalo, Rabu.

"Tahun ini pemerintah provinsi, kabupaten/kota dan vertikal kami imbau untuk menggunakan baju adat Gorontalo. Kita perlihatkan kepada daerah lain bahwa Gorontalo juga punya pakaian adat yang bagus," katanya.

Selain untuk mempromosikan adat dan budaya daerah, pemakaian pakaian adat juga menggambarkan bahwa Indonesia diperjuangkan dan lahir dari daerah yang dipersatukan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Menurutnya semangat "Bhineka Tunggal Ika" diusung pemerintah provinsi pada HUT RI tahun ini.

"Saya juga terinspirasi dari Pak Presiden Jokowi yang tahun lalu tampil dengan mengenakan pakaian adat daerah pada upacara. Begitu juga pak Wapres dan para pejabat lainnya. Jadi tahun ini kami berharap kita bisa lebih memperkenalkan kearifan lokal," jelasnya.

Ia menjelaskan, Provinsi Gorontalo merupakan satu dari 18 daerah adat yang diakui secara nasional.

Daerah yang terkenal dengan falsafah hidup adat bersendikan syara dan syara bersendikan kitabullah ini memiliki beberapa jenis pakaian adat di antaranya bili?u, makuta dan takoa.

Bili?u merupakan pakaian adat untuk perempuan yang umumnya digunakan pada pesta pernikahan.

Untuk mempelai pria dikenal dengan sebutan makuta. Sementara itu baju takoa lazimnya digunakan oleh para pemangku adat dan para petinggi negeri Gorontalo.

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018