Jakarta (Antaranews Gorontalo) - Partai Demokrat menegaskan selama 10 tahun kepemimpinannya Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono tidak pernah menyakiti pers, namun kini SBY dan Partai Demokrat harus menerima fitnah melalui pemberitaan menyudutkan oleh laman berita asing Asia Sentinel yang dikutip sejumlah media lokal arus utama.
"Mungkin pemberitaan Asia Sentinel tidak menjadi apa-apa jika tidak disebarkan di Indonesia, jika tidak di copypaste dan jika dikonfirmasi lebih dulu oleh teman-teman (media) di Indonesia. Selama 10 tahun pak SBY tidak pernah menyakiti pers," kata Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan saat melaporkan aduan ke Dewan Pers di Jakarta, Senin.
Dalam pemberitaaanya laman berita asing Asia Sentinel menurut Hinca, beropini dengan mengaitkan kasus Century dengan SBY dan Demokrat. Berita berisi opini itu kemudian dikutip begitu saja oleh sejumlah media Tanah Air tanpa konfirmasi.
Hinca menegaskan SBY telah menyatakan jika benar SBY menerima dana Century maka dirinya siap ditangkap dan mengembalikkan uang itu.
Demokrat menilai pemberitaan Asia Sentinel penuh kejanggalan.
Isi berita merujuk pada persidangan perkara perdata di Negara Mauritus yang tidak bisa dikonfirmasi registrasinya.
Kemudian, isi berita yang mengaitkan dana Century dengan Partai Demokrat dan SBY ditulis berupa opini penulisnya.
Lalu, laman berita Asia Sentinel juga tidak mencantumkan alamat jelas serta nomor kontak media tersebut. Yang ada hanya sebuah alamat email.
Hinca mengatakan setelah pemberitaan itu viral di Tanah Air dan Demokrat mengklarifikasi, laman asli berita yang ditulis Asia Sentinel sempat hilang di internet dengan kode "404 not found".
Setelahnya kembali muncul dengan berbagai perbaikan dan sebuah kutipan Ketua Advokasi Demokrat Ferdinand Hutahaean seolah media itu telah melakukan wawancara dengan Ferdinand.
Pemberitaan Asia Sentinel yang sempat hilang dan muncul kembali, kata Hinca juga berganti judul yaitu menyatakan berita Asia Sentinel menjadi viral di Indonesia.
"Artinya pemberitaan mereka itu tidak mengejar sebuah karya jurnalistik investigasi, tapi memang hanya beropini dan begitu bangganya mereka ketika sudah viral," ujar Hinca.
Pada bagian lain Demokrat menekankan sangat menghargai kebebasan pers Tanah Air. Demokrat meminta rekan pers Indonesia berhati-hati dalam mengutip pemberitaan media asing yang belum tentu kredibilitasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
"Mungkin pemberitaan Asia Sentinel tidak menjadi apa-apa jika tidak disebarkan di Indonesia, jika tidak di copypaste dan jika dikonfirmasi lebih dulu oleh teman-teman (media) di Indonesia. Selama 10 tahun pak SBY tidak pernah menyakiti pers," kata Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan saat melaporkan aduan ke Dewan Pers di Jakarta, Senin.
Dalam pemberitaaanya laman berita asing Asia Sentinel menurut Hinca, beropini dengan mengaitkan kasus Century dengan SBY dan Demokrat. Berita berisi opini itu kemudian dikutip begitu saja oleh sejumlah media Tanah Air tanpa konfirmasi.
Hinca menegaskan SBY telah menyatakan jika benar SBY menerima dana Century maka dirinya siap ditangkap dan mengembalikkan uang itu.
Demokrat menilai pemberitaan Asia Sentinel penuh kejanggalan.
Isi berita merujuk pada persidangan perkara perdata di Negara Mauritus yang tidak bisa dikonfirmasi registrasinya.
Kemudian, isi berita yang mengaitkan dana Century dengan Partai Demokrat dan SBY ditulis berupa opini penulisnya.
Lalu, laman berita Asia Sentinel juga tidak mencantumkan alamat jelas serta nomor kontak media tersebut. Yang ada hanya sebuah alamat email.
Hinca mengatakan setelah pemberitaan itu viral di Tanah Air dan Demokrat mengklarifikasi, laman asli berita yang ditulis Asia Sentinel sempat hilang di internet dengan kode "404 not found".
Setelahnya kembali muncul dengan berbagai perbaikan dan sebuah kutipan Ketua Advokasi Demokrat Ferdinand Hutahaean seolah media itu telah melakukan wawancara dengan Ferdinand.
Pemberitaan Asia Sentinel yang sempat hilang dan muncul kembali, kata Hinca juga berganti judul yaitu menyatakan berita Asia Sentinel menjadi viral di Indonesia.
"Artinya pemberitaan mereka itu tidak mengejar sebuah karya jurnalistik investigasi, tapi memang hanya beropini dan begitu bangganya mereka ketika sudah viral," ujar Hinca.
Pada bagian lain Demokrat menekankan sangat menghargai kebebasan pers Tanah Air. Demokrat meminta rekan pers Indonesia berhati-hati dalam mengutip pemberitaan media asing yang belum tentu kredibilitasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018