Jakarta (Antaranews Gorontalo) - Tim cepat tanggap (advance) MER-C Indonesia berhasil menembus lokasi bencana gempa bumi di Palu, Sulawesi Tengah, dan langsung melakukan penilaian bencana awal di wilayah tersebut.

Tim yang terdiri atas dua dokter dan dua relawan tiba di Palu pada pukul 07.00 waktu setempat, setelah melalui perjalanan darat melalui Poso-Napu-Palu.

"Target tim adalah melakukan penilaian awal bencana (initial assessment of disaster) untuk menilai secara langsung kerusakan infrastruktur pasca bencana, dampak bencana ke makhluk hidup (manusia) dan identifikasi kebutuhan di lapangan," kata Ketua Tim Advance MER-C untuk Gempa Bumi Palu, dr Andi Fajar Wela, Minggu.

Sesampainya di lokasi, Fajar mengatakan, Tim MER-C langsung menuju kantor SAR Palu untuk berkoordinasi dengan petugas lain, serta mendapatkan informasi terbaru pasca bencana gempa bumi dan Tsunami yang menerjang Palu, Donggala, di Sulawesi Tengah serta wilayah pesisir lain di Sulawesi Barat.

"Hingga Minggu pagi ini, pukul 08.23 waktu setempat, korban meninggal mencapai 396 orang, korban luka berat 184 orang, korban hilang 29 orang. Konsentrasi masyarakat yang mengungsi tersebar di beberapa titik. Sebagaimana gempa di Lombok, serangkaian gempa susulan juga terjadi sebanyak kurang lebih 95 kali," sebut Fajar.

Dalam kunjungan pertama ke lokasi gempa, Fajar melaporkan, tim turut membawa bantuan obat-obatan, serta air mineral yang sebelumnya dibeli dari Poso.

"Tim menyempatkan membeli bantuan air mineral untuk dibagikan kepada warga, karena sulitnya air minum di lokasi bencana," tambahnya.

Fajar turut menambahkan bahwa akses listrik terputus mulai dari Kabupaten Sigi hingga Kota Palu.

"Mulai Kabupaten Sigi memasuki kota Palu, kondisi listrik masih mati, dan di sepanjang jalan terdapat beberapa posko pengungsian," tambahnya.

Di samping empat relawan, tim MER-C juga menirim satu armada operasional lapangan berupa kendaraan ford ranger dobel-kabin, serta tiga relawan tambahan untuk berangkat ke Palu. 

"Sebelumnya, relawan ini sudah bekerja dua bulan untuk membantu pemulihan gempa Lombok," kata Fajar.

Relawan gelombang kedua itu dikabarkan bergerak dari Mataram, dan akan melewati Surabaya, Makassar, hingga akhirnya tiba di Palu.

"Tim membawa bantuan obat-obatan dan perlengkapan untuk pendirian Posko Kesehatan Lapangan MER-C di lokasi bencana Palu dan Donggala," terangnya.

Di samping itu, tim medis lanjutan dan bantuan kesehatan saat ini juga sedang disiapkan di MER-C Pusat Jakarta untuk diberangkatkan pada Senin (1/10).

Komite Penyelamatan dan Bantuan Medis Darurat (MER-C) merupakan organisasi non-pemerintah dan nirlaba yang dibentuk di Indonesia pada 1999, bergerak memberi pelayanan medis untuk korban bencana alam, kejadian luar biasa, kerusuhan, kekerasan, dan korban perang. 

Selepas bencana gempa bumi dan Tsunami di Palu dan Donggala, MER-C membuka kotak bantuan dan donasi yang dapat disalurkan melalui BCA 686.0099339, BSM 701.5658.899, dan BNI Syariah  303.2000.922 atas nama Medical Emergency Rescue Committee.

Gempa berkuatan 6 Skala Richter mengguncang donggala di kedalaman 10 kilometer pada pukul 14.00 WIB, tidak lama guncangan lebih besar berkekuatan 7,4 SR kembali terjadi pada pukul 17.02 WIB.

Lima menit pasca gempa, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan peringatan dini Tsunami dengan status siaga di areal pantai barat Donggala, dan di Kota Palu bagian barat.

Sekitar pukul 17.22 WIB, gelombang Tsunami pun menerjang areal pantai di Donggala, dan pada pukul 17.37 WIB, BMKG pun mencabut peringatan dini Tsunami di wilayah tersebut.

Hingga saat ini, korban jiwa sudah mencapai ratusan orang, pelabuhan dan bandara dikabarkan rusak, sehingga bantuan disalurkan melalui akses jalan darat dari utara di Gorontalo, atau dari selatan di Sulawesi Selatan.

Pewarta: Genta Tenri Mawangi

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018