Jakarta (Antaranews Gorontalo) - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengatakan pernyataan Ratna Sarumpaet yang mengakui kebohongannya harus dipertanggungjawabkan agar tidak terulang di masa depan.

"Jadi, ini kompleks prosesnya, saya condong agar peristiwa ini tidak terulang maka harus ada konsekuensi pada pribadi-pribadi tertentu untuk bertanggung jawab," kata Fahri di Jakarta, Rabu.

Ratna Sarumpaet mengakui perbuatannya yang telah membohongi masyarakat dan banyak tokoh terkait lebam di wajahnya yang sebelumnya dikatakan akibat penganiayaan, padahal akibat sedot lemak di bagian pipinya.

Baca juga: Akhirnya, Ratna Sarumpaet akui tidak ada penganiayaan

Ratna meminta maaf karena telah membohongi beberapa elit Koalisi Indonesia Adil Makmur seperti Prabowo Subianto yang juga capres nomor urut 02, Amien Rais, Djoko Santoso dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon.

Fahri mengatakan, peristiwa itu menyebabkan kesimpangsiuran di masyarakat bahkan melahirkan kemarahan. 

"Pengakuan Ratna itu telah menjelma menjadi isu politik yang membuat kehidupan politik dan jagat politik gaduh dalam situasi seperti ini," ujarnya.

Menurut dia kasus Ratna itu memiliki konsekuensi sosial maupun politik, tetapi yang penting adalah menelisik apakah kelakuan seperti itu cukup dimaafkan atau memiliki konsekuensi hukum terutama kepada Ratna Sarumpaet yang tega memberikan keterangan bohong.

Baca juga: Polisi segera periksa Ratna Sarumpaet

Fahri mengaku heran dengan kebohongan yang dilakukan Ratna Sarumpaet dan tidak menyangka perempuan berumur 70 tahun itu telah membiarkan dirinya berbuat dusta apalagi turut membohongi sejumlah tokoh penting di negeri ini.

"Tentu ada banyak misteri tentang kenapa orang berumur 70 tahun membiarkan dirinya jatuh ke dalam lembah keterangan dusta dan kesaksian palsu yang dia sampaikan kepada orang-orang penting bahwa operasi plastiknya adalah sebuah penganiayaan," katanya.

Pewarta: Imam Budilaksono

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018