Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Gorontalo Dede Hendra Jaya, Minggu, mengatakan Provinsi Gorontalo mengekspor kayu olahan oleh PT. Mitra Citra Permata ke Taiwan.


Komoditi tersebut diangkut dengan kontainer ekspor, melalui Pelabuhan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara.


Ekspor langsung kayu olahan merupakan terobosan awal dari Tim Optimalisasi Ekspor yang merupakan gabungan beberapa instansi yaitu Bea Cukai Gorontalo, Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo, Pelindo IV Gorontalo, Garuda Indonesia, dan Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo.


Data KPPBC Gorontalo, ekspor Provinsi Gorontalo selama periode Januari sampai dengan Agustus 2018 terdiri dari komoditi jagung dengan jumlah 109.800 ton senilai USD29.438.625, komoditi molases 24.006 ton senilai USD1.950.045, dan komoditi bungkil kopra 6.000 ton senilai USD930.000.


Ketiga komoditi tersebut diangkut dengan kapal curah, sedangkan untuk ekspor komoditi ikan tuna sebanyak 15 ton dengan nilai USD139.957 diangkut dengan maskapai Garuda Indonesia.


Dede menjelaskan strategi yang dilakukan oleh tim Optimalisasi Ekspor Gorontalo yaitu, secara agresif merangkul dan mengajak para pengusaha memanfaatkan mekanisme kontainer ekspor secara langsung yang biaya pengangkutannya lebih hemat jika dibandingkan menggunakan kontainer domestik.


"Kontainer ekspor langsung akan mengurangi biaya pengangkutan sampai dengan 60 persen. Fasilitas pelabuhan kita sudah memadai dan prosedur ekspor juga sudah sangat cepat. Kekurangan kita tinggal tidak tersedianya kontainer khusus ekspor. Untuk itu kita akan kumpulkan para pengusaha, agar pasar kontainer ekspor itu ada," jelasnya.


Sebelumnya, Wakil Gubernur Gorontalo telah melepas ekspor ke Taiwan tersebut pada Sabtu (6/10).



"Ekspor kayu olahan ini adalah sejarah baru bagi Provinsi Gorontalo, apalagi ekspor ini dilakukan langsung dari Gorontalo menuju Taiwan," imbuhnya.


Berdasarkan data Bea Cukai, nilai ekspor Provinsi Gorontalo pada periode Januari hingga Agustus 2018 masih sangat kecil, yaitu sebesar 0,03 persen dari total nilai ekspor nasional.


"Hal ini disebabkan banyak komoditi Gorontalo yang diekspor ke luar negeri hanya melalui daerah lain, seperti Surabaya, Jakarta, dan Makassar, sehingga dalam data ekspor nasional tercatat sebagai ekspor daerah-daerah tersebut," ujarnya.


Oleh karena itu wagub mengapresiasi terobosan yang dilakukan oleh Tim Optimalisasi Ekspor Gorontalo yang berusaha merangkul dan mengajak para pengusaha untuk melalukan ekspor komoditi Gorontalo langsung dari Pelabuhan Gorontalo maupun Pelabuhan Anggrek.


?Pemprov Gorontalo akan menyediakan karpet merah untuk membangkitkan gairah para pengusaha untuk mengekspor langsung. Pelayanan akan terus ditingkatkan agar aktivitas ekspor langsung semakin banyak, sehingga banyak devisa yang masuk, dan pada akhirnya pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat kita akan semakin meningkat," tambahnya. 

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018