Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Kepala Bandara Djalaluddin Gorontalo Power Silaholo, Jumat, mengatakan pembatalan penerbangan oleh sejumlah maskapai disebabkan oleh menurunnya jumlah penumpang.

"Sedang "low season", sehingga frekuensi penerbangan diturunkan dengan cara membatalkan penerbangan atau cancel flight," katanya saat dihubungi, Jumat.

Selama bulan November 2018, ada 132 penerbangan yang dibatalkan oleh Maskapai Garuda dan Lion Air.

"Dalam satu bulan normalnya ada 660 penerbangan dari Bandara Djalaluddin, tapi setelah dikurangi dengan yang dibatalkan tinggal tersisa 528 penerbangan," jelasnya.

Dalam sehari, lanjutnya, normalnya terdapat 22 kali penerbangan dari bandara tersebut dengan maskapai Garuda, Citilink, Lion Air, Sriwijaya, dan Batik Air.

Sementara itu, sejumlah warga mengaku punya kekhawatiran jika harus bepergian dengan pesawat setelah terjadinya jatuhnya pesawat Lion Air di Karawan beberapa waktu lalu.

"Ada rencana ke luar daerah minggu ini, tapi saya batalkan untuk meghadirinya. Saya cukup takut bila membaca analisa mengenai kondisi pesawat dan penerbangan di Indonesia," kata warga Kota Gorontalo, Karmila Musa.

Dia berharap ada pengawasan ketat di setiap maskapai, terutama pengecekan kondisi pesawat secara rutin.

Meski demikian, menurutnya kenaikan harga tiket untuk menaikkan kualitas pelayanan adalah hal yang tidak bisa dijadikan alasan.

"Pelayanan harus sudah bagus dari sananya. Kan ada standar setiap maskapai, mengapa tiket mahal jadi solusi," tukasnya.

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018