Jakarta (ANTARA) - Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menyatakan keterlibatan Indonesia menjadi negara anggota BRICS (Brazil, Russia, India, China, South Africa) memberikan dampak secara jangka panjang.
“Kalau dalam jangka pendek, dampaknya (terhadap perekonomian Indonesia) tidak terlalu berdampak, bahkan tidak berdampak sama sekali. Kemarin kan juga bahkan (ketika Indonesia) diumumkan (bergabung ke dalam BRICS), akhirnya rupiah juga melemah. Ini mungkin lebih ke jangka panjang," ujarnya dalam doorstop pasca acara Media Day: January 2025 - Secure Greater Returns with Dividend Stocks in 2025 di Jakarta, Selasa.
Salah satu yang diperoleh Indonesia dengan bergabung ke BRICS adalah kerja sama ekonomi, peningkatan Penanaman Modal Asing (PMA), hingga terlibat dalam pasar perdagangan internasional.
Beberapa negara anggota BRICS yang berpotensi melakukan perdagangan lebih luas dengan Indonesia adalah China, Rusia, serta India.
“Jadi, kalau misalkan bergabung harusnya akan memperluas juga. Cuman, perlu diperhatikan juga kenapa belum banyak itu karena memang dari sisi geografis yang misalkan kayak Brazil atau South Africa itu kan jauh kan. Jadi, itu yang mungkin harus dipertimbangkan,” ungkap Rully.
Dia menilai Indonesia dapat melakukan kegiatan investasi dengan negara anggota BRICS yang jauh secara geografis. Di sisi lain, Indonesia bisa menjalankan aktivitas ekspor-impor dengan negara anggota BRICS yang secara geografis lebih dekat.
"Kalau yang jauh-jauh itu kayaknya menurut saya yang lebih memungkinkan itu kegiatan investasi. Kalau ekspor-impor, otomatis kalau bisa dapat yang dekat,” kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ekonom: Indonesia gabung BRICS beri dampak jangka panjang