Gorontalo, (Antara News) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo akan meningkatkan nilai ekspor komoditas unggulan dan Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM) unggulan seperti kelapa.

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Kamis, mengatakan kelapa adalah komoditi unggulan daerah tersebut sejak lama, namun perlu komitmen bersama untuk mengembangkannya agar mengisi pasar ekspor.

Menurutnya Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam.

Ia menjelaskan, beberapa negara besar seperti Portugis, Jepang dan Belanda sebelum Indonesia merdeka berhasil menjajah Indonesia untuk menguasai hasil pertanian seperti rempah-rempah.

"Tapi sekarang kita malah mengimpor barang-barang dari luar negeri. Contohnya garam saja kita impor, padahal kita adalah salah satu negara yang memiliki laut paling banyak di dunia. Itu sebabnya pemprov perlu mendorong adanya ekspor komoditi lokal," tambahnya.

Sebelumnya, Pemprov Gorontalo resmi menandatangani nota kesepahaman dengan? tim optimalisasi ekspor yang terdiri dari Bank Indonesia Perwakilan Gorontalo, Bea Cukai, PT Pelindo IV Gorontalo, PT Garuda Indonesia dan Diskumperindag.

Nota kesepahaman ini ditandatangani langsung oleh Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, bersama dengan pimpinan tim optimalisasi ekspor. Penandatanganan ini berlangsung di Balroom Bank Indonesia cabang Gorontalo, Rabu, (21/11).

Gubernur mengatakan nota kesepahaman tersebut harus terlaksana sebaik mungkin, serta pihak yang resmi menandatangani kesepahaman ini harus mengkaji sumber daya alam apa saja yang ada di Gorontalo.

"Jadi saya harapkan MoU ini jangan hanya diam ditempat tidak terlaksana, misalnya sekarang yang disepakati kan pengembangan ekspor dan UMKM kelapa, jadi itu yang? yang penting dan harus berjalan sebaik mungkin agar bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Gorontalo ke depan," tukasnya.

Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia cabang Gorontalo Ricky Gozali, mengatakan produk unggulan kelapa masih memiliki potensi yang sangat baik yang disertai dengan permintaan pasar yang semakin tinggi.

Dia mencontohkan negara-negara tetangga seperti Tiongkok dan Korea Selatan, adalah negara negara yang paling sering mengekspor olahan kelapa dengan nilai permintaan mencapai 580 milira dolar AS.

"Tingginya permintaan pengembangan di bidang? kelapa inilah, maka kami memilih produksi kelapa sebagai salah satu produk yang akan diekspor sehingga kerjasama ini harus kita bangun bersama," ungkapnya.

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018