Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Pemerintah Provinsi Gorontalo mendorong pengembangan wisata religi walima di Desa Bongo Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo.
Asisten Bidang Pembangunan dan Ekonomi Setda Provinsi Gorontalo, Sutan Rusdi, Jumat, mengatakan tradisi Walima yang digelar umat Islam memperingati Maulid Nabi, merupakan kekayaan budaya daerah yang menunjukkan sifat religius masyarakat Gorontalo.
Menurutnya, tradisi tersebut harus terus dilestarikan dan ditumbuhkembangkan di tengah era modernisasi teknologi dan informasi saat ini, serta persaingan pariwisata di setiap daerah.
Apalagi, lanjutnya, Pemprov Gorontalo telah menetapkan Delapan Program Unggulan yang satu di antaranya adalah Agama dan Budaya yang Lebih Semarak.
"Tradisi Walima harus terus dilestarikan dan kita semarakkan karena menjadi daya tarik orang-orang datang berkunjung ke Gorontalo,? katanya.
Desa Bongo merupakan pusat perayaan Walima setiap tahun, dengan pengunjung mencapai ribuan.
Sebelumnya warga desa tersebut telah menggelar Walima yang dipusatkan di Masjid At Taqwa beberapa waktu lalu.
Walima diawali dengan malam yang berisi prosesi Dikili, yaitu dzikir yang berisi shalawat dan kisah Nabi Muhammad SAW yang dilantukan dalam bahasa daerah Gorontalo.
Dikili dimulai setelah shalat Isya berjamaah hingga pagi hari. Sebanyak 332 pedzikir meramaikan Dikili di masjid tersebut.
Pagi harinya, warga akan mengarak walima yang berisi kue-kue tradisional untuk dibagikan kepada masyarakat dan pengunjung.
Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan Hari Besar Islam yang selalu diperingati oleh umat Islam.
Desa Bongo yang dalam beberapa tahun terakhir dikenal sebagai Desa Wisata Religi di Provinsi Gorontalo, memilih walima sebagai ikon.
Gelaran tradisi Walima menjadi daya tarik bagi umat muslim baik dari wilayah Provinsi Gorontalo maupun dari luar Gorontalo, untuk berkunjung dan melihat langsung prosesi adat Walima.
"Tahun ini memang jumlah pengunjungnya sedikit menurun jika dibanding tahun lalu," kata Alfred, salah seorang warga Desa Bongo.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
Asisten Bidang Pembangunan dan Ekonomi Setda Provinsi Gorontalo, Sutan Rusdi, Jumat, mengatakan tradisi Walima yang digelar umat Islam memperingati Maulid Nabi, merupakan kekayaan budaya daerah yang menunjukkan sifat religius masyarakat Gorontalo.
Menurutnya, tradisi tersebut harus terus dilestarikan dan ditumbuhkembangkan di tengah era modernisasi teknologi dan informasi saat ini, serta persaingan pariwisata di setiap daerah.
Apalagi, lanjutnya, Pemprov Gorontalo telah menetapkan Delapan Program Unggulan yang satu di antaranya adalah Agama dan Budaya yang Lebih Semarak.
"Tradisi Walima harus terus dilestarikan dan kita semarakkan karena menjadi daya tarik orang-orang datang berkunjung ke Gorontalo,? katanya.
Desa Bongo merupakan pusat perayaan Walima setiap tahun, dengan pengunjung mencapai ribuan.
Sebelumnya warga desa tersebut telah menggelar Walima yang dipusatkan di Masjid At Taqwa beberapa waktu lalu.
Walima diawali dengan malam yang berisi prosesi Dikili, yaitu dzikir yang berisi shalawat dan kisah Nabi Muhammad SAW yang dilantukan dalam bahasa daerah Gorontalo.
Dikili dimulai setelah shalat Isya berjamaah hingga pagi hari. Sebanyak 332 pedzikir meramaikan Dikili di masjid tersebut.
Pagi harinya, warga akan mengarak walima yang berisi kue-kue tradisional untuk dibagikan kepada masyarakat dan pengunjung.
Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan Hari Besar Islam yang selalu diperingati oleh umat Islam.
Desa Bongo yang dalam beberapa tahun terakhir dikenal sebagai Desa Wisata Religi di Provinsi Gorontalo, memilih walima sebagai ikon.
Gelaran tradisi Walima menjadi daya tarik bagi umat muslim baik dari wilayah Provinsi Gorontalo maupun dari luar Gorontalo, untuk berkunjung dan melihat langsung prosesi adat Walima.
"Tahun ini memang jumlah pengunjungnya sedikit menurun jika dibanding tahun lalu," kata Alfred, salah seorang warga Desa Bongo.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018