Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, berupaya membujuk warga agar mau turun dari pengungsian akibat isu tsunami yang beredar.
Hal itu diungkapkan penasihat Tagana Gorontalo Utara, Risan Demanto, di Gorontalo, Kamis.
Ia mengaku, sejak pukul 22.00 Wita pada Rabu (26/12) menerima informasi adanya ratusan warga Desa Koluwoka dan Desa Buluwatu di Kecamatan Sumalata Timur, yang mengungsi ke wilayah perbukitan.
"Mereka mendengar informasi dari mulut ke mulut yang katanya bersumber dari beberapa media sosial tentang adanya ancaman tsunami yang akan terjadi pada 26 Desember 2018 di sepanjang pesisir pantai utara di daerah itu," ujar Risan.
Warga yang takut, memilih mengungsi ke perbukitan membawa keluarga dan barang berharga mereka.
"Situasi desa khususnya di Koluwoka sangat sepi, sebab rata-rata warga sudah mengungsi sejak pukul 20.00 Wita," kata Risan.
Ia mengaku, bersama taruna lainnya serta para pemuda di wilayah itu, berupaya mencapai perbukitan untuk mengajak warga segera turun dan kembali ke rumah masing-masing.
Warga diharapkan tidak mempercayai informasi yang tidak akurat, apalagi tidak ada informasi akan adanya tsunami yang diterbitkan oleh pihak yang berkompeten, seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Informasi yang beredar adalah perlunya kewaspadaan terhadap curah hujan tinggi, angin kencang di wilayah perairan serta gelombang tinggi yang bisa berdampak pada aktivitas masyarakat di tepi pantai ataupun bagi keselamatan para nelayan.
Sementara situasi perairan atau kondisi gelombang laut di wilayah itu kata Risan, cukup tenang hingga saat ini.
"Kami memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait mitigasi kebencanaan, maka mereka diharapkan segera turun dari lokasi-lokasi pengungsian, apalagi para balita, anak-anak, lanjut usia (lansia) dan ibu hamil, yang rentan terhadap cuaca dingin," ujarnya.
Sementara itu, pihak Pos "Search and Rescue" SAR Gorontalo Utara, tetap melakukan siaga terhadap bencana alam yang tidak diinginkan.
"Kami menempatkan personel di Pelabuhan Kwandang dan menyiagakan beberapa armada untuk memantau cuaca termasuk kondisi gelombang laut," ujar Koordinator Pos SAR Gorontalo Utara, Salama.
Pihaknya pun kata ia, terus berkoodinasi dengan pihak Tagana, serta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopicam) terkait kondisi pengungsi di Desa Koluwoka.
Sejauh ini kata Salama, komunikasi dan koordinasi berjalan dengan baik dan kondisi aman terkendali.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
Hal itu diungkapkan penasihat Tagana Gorontalo Utara, Risan Demanto, di Gorontalo, Kamis.
Ia mengaku, sejak pukul 22.00 Wita pada Rabu (26/12) menerima informasi adanya ratusan warga Desa Koluwoka dan Desa Buluwatu di Kecamatan Sumalata Timur, yang mengungsi ke wilayah perbukitan.
"Mereka mendengar informasi dari mulut ke mulut yang katanya bersumber dari beberapa media sosial tentang adanya ancaman tsunami yang akan terjadi pada 26 Desember 2018 di sepanjang pesisir pantai utara di daerah itu," ujar Risan.
Warga yang takut, memilih mengungsi ke perbukitan membawa keluarga dan barang berharga mereka.
"Situasi desa khususnya di Koluwoka sangat sepi, sebab rata-rata warga sudah mengungsi sejak pukul 20.00 Wita," kata Risan.
Ia mengaku, bersama taruna lainnya serta para pemuda di wilayah itu, berupaya mencapai perbukitan untuk mengajak warga segera turun dan kembali ke rumah masing-masing.
Warga diharapkan tidak mempercayai informasi yang tidak akurat, apalagi tidak ada informasi akan adanya tsunami yang diterbitkan oleh pihak yang berkompeten, seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Informasi yang beredar adalah perlunya kewaspadaan terhadap curah hujan tinggi, angin kencang di wilayah perairan serta gelombang tinggi yang bisa berdampak pada aktivitas masyarakat di tepi pantai ataupun bagi keselamatan para nelayan.
Sementara situasi perairan atau kondisi gelombang laut di wilayah itu kata Risan, cukup tenang hingga saat ini.
"Kami memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait mitigasi kebencanaan, maka mereka diharapkan segera turun dari lokasi-lokasi pengungsian, apalagi para balita, anak-anak, lanjut usia (lansia) dan ibu hamil, yang rentan terhadap cuaca dingin," ujarnya.
Sementara itu, pihak Pos "Search and Rescue" SAR Gorontalo Utara, tetap melakukan siaga terhadap bencana alam yang tidak diinginkan.
"Kami menempatkan personel di Pelabuhan Kwandang dan menyiagakan beberapa armada untuk memantau cuaca termasuk kondisi gelombang laut," ujar Koordinator Pos SAR Gorontalo Utara, Salama.
Pihaknya pun kata ia, terus berkoodinasi dengan pihak Tagana, serta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopicam) terkait kondisi pengungsi di Desa Koluwoka.
Sejauh ini kata Salama, komunikasi dan koordinasi berjalan dengan baik dan kondisi aman terkendali.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018