Gorontalo, (Antara News) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, turut melibatkan sekolah untuk melakukan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), dalam menekan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD).
"Jadi kami juga melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah bersama pihak puskesmas yang tersebar di seluruh kecamatan, kami berharap dari hal tersebut mereka dapat mengenal jentik dan membasminya," ungkap Yamin Abas, Kasek Surveilans dan Imunisasi, Dinkes Kota Gorontalo.
Pihaknya mengajarkan cara melakukan pengawasan serta cara membasmi yang harus dilakukan secara rutin untuk menekan berkembangnya populasi nyamuk aedes aegypti dengan cara PSN melalui "3M+1M".
"Di antaranya yaitu melakukan pengawasan terhadap wadah penampungan air seperti bak mandi, biasanya yang menggunakan ember juga terkadang menampung air hingga satu minggu lamanya, dan itu sebenarnya tidak bisa, airnya harus diganti sesering mungkin," jelasnya.
Hari kerja bakti merupakan waktu yang tepat untuk menguras air yang berada pada wadah penampungan serta membersihkannya.
"Selain itu, wadah penampungan juga harus dibersihkan, karena ada sela-sela yang hanya bisa dijangkau jika disikat sehingga telur nyamuk itu keluar dan tidak menetas disitu," katanya.
Apabila di sekolah terdapat tempat penampungan air untuk menyiram tanaman juga harus ditutup setelah penuh, tidak bisa dibiarkan terbuka karena nanti akan menjadi wadah tempat bertelur atau berkembangnya nyamuk.
"Kemudian pot bunga juga harus diperhatikan karena terkadang ada air yang tidak meresap ke dalam tanah dan itu bisa menjadi tempat pengembangbiakan nyamuk," jelasnya lagi.
Yamin menekankan bahwa kesadaran masyarakat untuk melakukan pencegahan harus terus ada, jika tidak maka peningkatan penderita DBD akan sulit untuk ditekan.
"Jadi jika sudah mulai kurang gerakan pencegahan maka kita akan datang untuk melakukan sosialisasi lagi sebagai bentuk untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat," tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
"Jadi kami juga melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah bersama pihak puskesmas yang tersebar di seluruh kecamatan, kami berharap dari hal tersebut mereka dapat mengenal jentik dan membasminya," ungkap Yamin Abas, Kasek Surveilans dan Imunisasi, Dinkes Kota Gorontalo.
Pihaknya mengajarkan cara melakukan pengawasan serta cara membasmi yang harus dilakukan secara rutin untuk menekan berkembangnya populasi nyamuk aedes aegypti dengan cara PSN melalui "3M+1M".
"Di antaranya yaitu melakukan pengawasan terhadap wadah penampungan air seperti bak mandi, biasanya yang menggunakan ember juga terkadang menampung air hingga satu minggu lamanya, dan itu sebenarnya tidak bisa, airnya harus diganti sesering mungkin," jelasnya.
Hari kerja bakti merupakan waktu yang tepat untuk menguras air yang berada pada wadah penampungan serta membersihkannya.
"Selain itu, wadah penampungan juga harus dibersihkan, karena ada sela-sela yang hanya bisa dijangkau jika disikat sehingga telur nyamuk itu keluar dan tidak menetas disitu," katanya.
Apabila di sekolah terdapat tempat penampungan air untuk menyiram tanaman juga harus ditutup setelah penuh, tidak bisa dibiarkan terbuka karena nanti akan menjadi wadah tempat bertelur atau berkembangnya nyamuk.
"Kemudian pot bunga juga harus diperhatikan karena terkadang ada air yang tidak meresap ke dalam tanah dan itu bisa menjadi tempat pengembangbiakan nyamuk," jelasnya lagi.
Yamin menekankan bahwa kesadaran masyarakat untuk melakukan pencegahan harus terus ada, jika tidak maka peningkatan penderita DBD akan sulit untuk ditekan.
"Jadi jika sudah mulai kurang gerakan pencegahan maka kita akan datang untuk melakukan sosialisasi lagi sebagai bentuk untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat," tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019