Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu (SKIPM) dan Keamanan Hasil Perikanan Gorontalo mendata volume komoditi tuna loin Gorontalo selang tahun 2016 hingga tahun 2018 meningkat.

Kepala Sub seski Pengawasan, Pengendalian dan Informasi SKIPM Gorontalo, Iwana Swaka Putri di Gorontalo, Rabu, mengatakan pada tahun 2016 tercatat volume komoditi tuna loin sebanyak 558,584 kilogram, dan pada tahun 2018 menjadi 830.863 kilogram.

"Demikian juga dari sisi nilai, pada tahun 2016 kurang lebih Rp44 miliar dan tahun 2018 menjadi diatas Rp61 miliar," ucapnya.

Ia menjelaskan jika hal itu berdampak pada meningkatnya pendapatan nelayan yang ada di Provinsi Gorontalo.

"Tuna loin adalah salah satu produk unggulan yang keluar dari Provinsi Gorontalo bersama turunannya, seperti tuna segar, tuna beku, baby tuna, tetelan tuna dan lainnya," ucap Iwana.

Iwana mengungkapkan bahwa produk tuna yang keluar dari Provinsi Gorontalo dominan tujuannya ke Surabaya, Bali, Jakarta dan Makassar.

"Meskipun pengiriman ke sejumlah daerah domestik, namun dapat dipastikan produk dari Gorontalo itu untuk bahan ekspor di Provinsi tujuan," kata dia, lagi.

Selain itu, frekuensi ekspor komoditi perikanan Gorontalo pada tahun 2018 meningkat drastis, yaitu 2.322 pada tahun 2016, menjadi 4.006 kali tahun 2018.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019