Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Pemerintah Kabupaten Gorontalo menggelar tradisi Tonggeyamo atau penetapan awal ibadah puasa, 1 Ramadhan, dengan dihadiri para tokoh adat, pemuka masyarakat, Bupati David Bobihoe Akib dan Wakil Bupati Tonny Junus
Kepala Bagian Humas dan Protokoler Sekretaris Daerah Pemkab Gorontalo Azis Nurhamiddin di Gorontalo, Sabtu, mengatakan tradisi itu sebagai penetapan awal puasa secara adat Gorontalo.
"Tradisi itu wajib digelar setiap menyambut bulan suci Ramadhan, sebagai pemberitahuan resmi lembaga adat dan pemerintah daerah kepada umat muslim, mengacu pada hasil sidang isbat oleh Kementerian Agama RI.
Nuansa Timur Tengah mewarnai tradisi Tonggeyamo 2014. Biasanya para pejabat pemkab mengenakan baju adat Takowa, namun pada kali ini seluruhnya mengenakan jubah gamis dan kopiah.
"Ini adalah inovasi bupati untuk menciptakan suasana baru dan berbeda pada rangkaian adat Tonggeyamo, tanpa mengurangi kesakralannya," ujar Azis.
Nuansa unik dan inovatif, katanya, selalu dicetuskan bupati di setiap kegiatan, sehingga menjadi momentum tak terlupakan masyarakat.
Apalagi, katanya, tradisi Tonggeyamo rutin setiap tahun, sehingga kreativitas perlu dibangun untuk menarik perhatian generasi muda pada pelestarian adat Gorontalo.
"Tanpa merusak tradisi yang sudah mengakar di daerah adat bersendikan `syara` dan `syara` bersendikan `kitabullah` ini," katanya.
Bupati Gorontalo David Bobihoe Akib mengatakan pemkab terus berupaya menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap adat dan kesenian daerah setempat.
Ia mengharapkan inovasi dalam tradisi itu, mampu meningkatkan kecintaan generasi muda dalam mempertahankan nilai-nilai kebudayaan yang kental tradisi keislaman.
"Pemerintah daerah wajib membangun kreativitas untuk melestarikan adat dan budaya Gorontalo, khususnya di kalangan generasi muda," ujarnya.
Pemkab menggelar tradisi Tonggeyamo, penetapan 1 Ramadhan 1435 Hijriah, yang jatuh pada Minggu (29/6), sesuai hasil sidang isbat Kementerian Agama RI.
Terkait perbedaan awal Ramadhan, dimana sebagian umat Islam di daerah itu sudah mulai berpuasa pada Sabtu, ia menyatakan pemkab setempat tidak mempermasalahkan dan tidak perlu diperdebatkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014
Kepala Bagian Humas dan Protokoler Sekretaris Daerah Pemkab Gorontalo Azis Nurhamiddin di Gorontalo, Sabtu, mengatakan tradisi itu sebagai penetapan awal puasa secara adat Gorontalo.
"Tradisi itu wajib digelar setiap menyambut bulan suci Ramadhan, sebagai pemberitahuan resmi lembaga adat dan pemerintah daerah kepada umat muslim, mengacu pada hasil sidang isbat oleh Kementerian Agama RI.
Nuansa Timur Tengah mewarnai tradisi Tonggeyamo 2014. Biasanya para pejabat pemkab mengenakan baju adat Takowa, namun pada kali ini seluruhnya mengenakan jubah gamis dan kopiah.
"Ini adalah inovasi bupati untuk menciptakan suasana baru dan berbeda pada rangkaian adat Tonggeyamo, tanpa mengurangi kesakralannya," ujar Azis.
Nuansa unik dan inovatif, katanya, selalu dicetuskan bupati di setiap kegiatan, sehingga menjadi momentum tak terlupakan masyarakat.
Apalagi, katanya, tradisi Tonggeyamo rutin setiap tahun, sehingga kreativitas perlu dibangun untuk menarik perhatian generasi muda pada pelestarian adat Gorontalo.
"Tanpa merusak tradisi yang sudah mengakar di daerah adat bersendikan `syara` dan `syara` bersendikan `kitabullah` ini," katanya.
Bupati Gorontalo David Bobihoe Akib mengatakan pemkab terus berupaya menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap adat dan kesenian daerah setempat.
Ia mengharapkan inovasi dalam tradisi itu, mampu meningkatkan kecintaan generasi muda dalam mempertahankan nilai-nilai kebudayaan yang kental tradisi keislaman.
"Pemerintah daerah wajib membangun kreativitas untuk melestarikan adat dan budaya Gorontalo, khususnya di kalangan generasi muda," ujarnya.
Pemkab menggelar tradisi Tonggeyamo, penetapan 1 Ramadhan 1435 Hijriah, yang jatuh pada Minggu (29/6), sesuai hasil sidang isbat Kementerian Agama RI.
Terkait perbedaan awal Ramadhan, dimana sebagian umat Islam di daerah itu sudah mulai berpuasa pada Sabtu, ia menyatakan pemkab setempat tidak mempermasalahkan dan tidak perlu diperdebatkan.
Editor : Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014