Gorontalo, (Antara News) - Usaha untuk foto siluet bagi wisuda perguruan tinggi di Gorontalo mulai lesu peminat, yang disebabkan kondisi ekonomi warga menurun serta lebih memilih foto pribadi.

"Usaha siluet wisuda ini sudah dimulai sejak tahun 2016, awalnya saya hanya menjual jasa desain siluet wisuda saja yang dihargai dengan pulsa 10 ribu, tetapi sekarang menurun," kata Mahfud Poloomo, pemilik usaha siluet wisuda yang mangkal di Universitas Negeri Gorontalo (UNG), belum lama ini.

Awal dimulainya usaha siluet tersebut karena besarnya peluang serta minat pasar yang cukup tinggi. Seiring berjalan waktu, peminat berkurang akibat juga menaikkan harga jual.

"Saya mulai untuk mencoba mencetak sendiri siluet widua tersebut yang ternyata hanya mengabiskan Rp5.000 saja dalam sekali cetak," ungkapnya.

Jika hanya dalam media kertas saja siluet masih terlihat kurang menarik, sehingga dirinya mulai menggunakan bingkai ukuran A4 seharga Rp30 ribu untuk menjualnya kembali dengan harga Rp50 ribu/siluet wisuda yang lengkap dengan bingkai.

Namun, pada tahun 2017 harga jual barang semakin naik dan itu berpengaruh pada semakin tingginya harga bingkai menjadi Rp35 ribu sebagai bahan utama yang digunakan olehnya dalam memenuhi pesanan siluet wisuda.

"Saya tetap konsisten dengan harga jual siluet wisuda, meskipun di tahun 2018 harga bingkai untuk siluet kembali naik menjadi Rp38 ribu/bingkainya," ujarnya.

Semakin tinggi harga bingkai di tahun 2019 membuat Mahfud dengan terpaksa harus menaikan harga jual siluetnya menjadi Rp85 ribu.

Hal tersebutlah yang menjadi alasan utama akhirnya saat ini ia kehilangan kosumen yang dulunya puluhan.

"Dulu saat wisuda konsumen yang membeli siluet bisa sampai 25 orang, namun sekarang pembeli bisa sampai lima orang saja saya sudah bersyukur," ungkapnya lagi.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019