Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - "Nasi bulu" atau nasi ketan menjadi favorit bagi warga Gorontalo saat lebaran ketupat atau seminggu setelah Idul Fitri 1435 Hijriah.

Pantauan ANTARA, Nasi tersebut diberi nama nasi bulu, karena nasi dimasak dalam bulu (bulu dalam Bahasa Gorontalo berarti bambu).

Dengan rasanya yang legit, nasi ini menjadi buruan para pengunjung di pusat-pusat perayaan lebaran ketupat seperti di wilayah Kampung Jawa atau Yosonegoro, Kecamatan Tabongo, Kecamatan Bongomeme hingga Limboto di Kabupaten Gorontalo.

Salahudin Karim (50) adalah salah seorang warga Desa Limehu, Kecamatan Tabongo yang menyediakan hingga 500 nasi bulu, yang dibagikan sebagai buah tangan bagi siapa saja yang berkunjung ke rumahnya setiap tradisi tersebut.

Demi menjamu para tamunya, ia dan keluarganya menyiapkan 500 bambu yang sudah dipotong sekitar 60 cm, 150 kilogram beras ketan putih, 50 kilogram beras biasa, dan 100 biji kelapa.

Ia berbagi resep dan cara membuatnya. Beras ketan dicampur dengan beras biasa, lalu dibersihkan. Santan kelapa kemudian dicampur dengan bumbu yang sudah dihaluskan, terdiri dari bawang putih, bawang merah, garan, jahe, gula, dan penyedap rasa.

Santan diberi pandan agar nasi bulu lebih wangi dan sedap.

"Resep khusus kami bawang merah digoreng lalu dicampur bersama beras dan santan sebelum dimasak, kalau warga lain biasanya bawang merah langsung dihaluskan," ujarnya.

Setelah tercampur, beras kemudian dimasukkan ke dalam bambu yang sudah dibersihkan dan dialas dengan daun pisang muda.

Cara mengisinya beras dituang lebih dulu, kemudian air santan berbumbu. Setelah penuh ujungnya diberi ampas kelapa.

Bambu yang telah terisi kemudian dikukus selama satu jam agar cepat matang, kemudian bambu diangkat dan diletakkan di atas bara api untuk mengeringkan air pada nasi.

"Ini juga membuat nasi bulu kami berbeda dengan yang lain. Jika yang lain memilih untuk langsung membakarnya, kami justru mengkukusnya lebih dulu agar nasinya empuk di bagian dalam dan luar," jelasnya.

Ia mengaku mengerjakan ratusan nasi bulu dalam semalam dengan enam orang lainnya untuk berbagi tugas.

Tradisi tersebut sudah dilakukannya lebih dari dua puluh tahun.

Menurutnya malam sebelum lebaran ketupat biasanya tamu sudah banyak, sehingga nasi bulu yang baru dimasak akan langsung dibawa pulang.

"Satu keluarga yang datang biasanya kami berikan dua hingga tiga bambu untuk dibawa pulang. Kami senang bisa menjamu semua tamu yang datang baik itu keluarga atau bukan," tambahnya.

Saat lebaran ketupat tiba, ada pemandangan khas yang tampak yaitu hampir setiap kendaraan roda dua yang melintas ada nasi bulu yang diikat di bagian knalpot

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014