Jakarta (ANTARA) - Kemajuan pesat teknologi di era digital saat ini memang tak dapat dibendung. Banyak sekali kecanggihan reka cipta yang lahir untuk makin mempermudah masyarakat mengakses segala kebutuhan.
Namun sayangnya, tak semua yang lahir dari kecanggihan itu adalah hal-hal yang baik terutama bagi anak bangsa. Salah satunya adalah judi online yang belakangan marak menjerat para generasi penerus bangsa.
Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta mencatat, jumlah anak yang terpapar judi online meningkat hingga 300 persen dalam kurun waktu tahun 2017 sampai 2023.
Berdasarkan laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), sepanjang tahun 2024, sebanyak 197.540 anak terlibat judi online dengan nilai transaksi Rp293,4 miliar dengan 2,2 juta kali transaksi.
Berdasarkan usia, anak-anak yang terlibat judi online pada rentang usia 17 hingga 19 tahun tercatat sebanyak 191.380 orang, usia 11 sampai 16 tahun tercatat 4.514 orang, dan anak di bawah 11 tahun sebanyak 1.160 anak.
Dampak judi online
Menurut psikolog klinis Kasandra Putranto, terdapat beberapa faktor mengapa judi online kini marak dilakukan oleh masyarakat tak terkecuali anak-anak.
Salah satu faktor yang membuat judi slot menjadi begitu populer adalah kemudahan aksesnya. Seseorang dapat menjalankan permainan slot melalui komputer, telepon pintar, atau tablet dengan koneksi internet.
Judi slot menawarkan beragam tema dan desain yang menarik seperti grafik yang menarik, efek suara yang menghibur, dan animasi yang memikat. Permainan slot pun relatif sederhana untuk dimainkan. Bahkan meskipun judi slot biasanya dimainkan secara individu, banyak platform judi slot online juga menawarkan fitur interaksi sosial.
Psikolog klinis lulusan UI itu menjelaskan berjudi dapat memberikan sensasi dan dorongan yang kuat, terutama ketika seseorang meraih uang atau mendapatkan kepuasan emosional.
Faktor lingkungan seperti adanya akses mudah ke perjudian serta tekanan dari lingkungan sekitar dapat memengaruhi seseorang kecanduan berjudi.
Dampak dari melakukan judi daring pun tak hanya akan dirasakan oleh pelaku, tetapi juga orang-orang terdekatnya. Bagi pelaku yang sudah kecanduan judi daring, hal itu akan mengganggu kehidupannya sehari-hari, menyebabkan masalah keuangan, hingga merusak hubungan sosial.
Adapun bagi orang-orang terdekatnya, mereka akan terjebak dalam lingkaran ketakutan dan kehilangan kepercayaan. Hal ini tentu dapat merugikan kesejahteraan emosi mereka.
Dampak judi daring juga dapat mengenai kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Sebab, individu yang kecanduan perjudian daring mungkin mengalami isolasi sosial, konflik dalam hubungan interpersonal, dan masalah kesehatan mental seperti stres, depresi, dan kecemasan.
Jika suatu negara kekurangan SDM yang berkualitas, hal ini dapat membatasi kemampuan negara untuk menghasilkan inovasi yang diperlukan dalam mengatasi tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Upaya Pemprov DKI Jakarta
Menurut Kasandra, hukuman saja tak cukup efektif untuk membebaskan Jakarta dari jeratan judi daring. Cara mengatasinya harus menyentuh akar permasalahannya, yaitu masalah psikologis sejak usia dini.
Untuk itu, guna mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045, Pemprov DKI pun terus berupaya menghindarkan generasi-generasi penerusnya dari kebiasaan buruk tersebut.
Jajaran Pemprov DKI Jakarta pun bahu- membahu untuk melepaskan anak-anak dari bahaya judi online. Misalnya, Dinas PPAPP yang menggandeng Komisi Perlindungan Anak (KPAI) Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Balai Rehabilitasi Sosial – Sentra Handayani, Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Jaya, dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI).
Dinas PPAPP juga berkoordinasi dengan perangkat daerah yakni, Dinas Pendidikan; Dinas Kesehatan; Dinas Sosial; Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik, serta Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Provinsi DKI Jakarta untuk bersama-sama menangani kasus judi online.
Pihak kepolisian Jakarta tak mau ketinggalan. Mereka saling bersinergi untuk mencari sindikat perjudian online hingga menangkap para tersangka yang terlibat kasus tersebut. Penutupan situs judi daring pun dilakukan secara masif.
Jakarta memang tak main-main dalam menghadapi kasus judi online di kalangan anak-anak. Dinas Pendidikan Provinsi DKI bahkan siap mengeluarkan siswa yang terjerat judi online dari Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus demi membuat efek jera bagi para pelaku yang tidak mencerminkan kualitas pendidikan.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bahkan sudah menegaskan hal tersebut. Pemprod DKI telah mengantongi data peserta didik yang melakukan judi online dan akan mencabut KJP dan KJMU mereka.
Anggaran KJP yang berjumlah kurang lebih Rp2 triliun harus tepat sasaran dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya, bukan malah dipakai untuk berjudi daring.
Peran keluarga
Upaya keras dan tegas yang dilakukan jajaran Pemprov DKI Jakarta memberantas kasus judi online tak ada artinya tanpa peran keluarga.
Untuk mencegah anak terjerat judi online, keluarga dapat mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan dorongan positif, dan menunjukkan kepedulian anak-anak mereka.
Orang tua dapat berbagi pengetahuan tentang risiko keuangan, kesehatan mental, dan hubungan sosial terkait dengan perjudian, apalagi bila sampai kecanduan. Mereka pun dapat membantu mengendalikan keuangan dan mengawasi penggunaan teknologi untuk mencegah anak-anak mereka terlibat perjudian.
Apabila sudah terlanjur terjerat, keluarga harus segera mencari sumber daya dan informasi tentang layanan rehabilitasi, terapi, atau kelompok dukungan. Mereka dapat mengajarkan perilaku yang bertanggung jawab terkait uang dan menghindari perjudian.
Bagi anak-anak yang sudah terjerat judi, masih terbuka lebar terlepas dari hal buruk tersebut. Para pelaku bisa disadarkan bahwa perjudian dapat merugikan keuangan dan kesejahteraan seseorang.
Untuk mengatasi kecanduan judi, bicaralah dengan orang-orang terpercaya yang dapat memberikan dukungan emosional dan praktis. Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang, serta strategi untuk menghindari situasi atau lingkungan yang memicu keinginan untuk berjudi.
Secara ekonomi, buat anggaran yang realistis untuk memenuhi kebutuhan dasar dan mencoba menghindari situasi di mana Anda ingin menggunakan uang untuk berjudi.
Cara efektif lainnya, temukan kegiatan yang menarik minat dan memberikan kepuasan. Jauhkan diri dari tempat judi, teman yang terlibat dalam perjudian, atau media yang mempromosikan perjudian.
Banyak cara dan pilihan untuk keluar dari jerat judi daring. Jadi, hari ini pun anak-anak bisa menyudahi kebiasaan buruk itu demi meraih masa depan yang sehat.
Editor: Achmad Zaenal M
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Membebaskan anak-anak Jakarta dari jerat judi "online"