Washington (ANTARA GORONTALO) - Perempuan yang mengonsumsi mi instan --di
antaranya ramen-- sedikitnya dua kali sepekan, berisiko terkena tekanan
darah tinggi, peningkatan gula darah dan kolesterol tinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014
Peneliti
Amerika Serikat, Kamis, menghasilkan kesimpulan itu setelah observasi
terhadap 10.711 orang dewasa; setengahnya perempuan di lembaga
Penelitian Pemeriksaan Nutrisi dan Kesehatan Nasional Korea.
Peneliti dari Universitas Harvard menemukan, terdapat 68 persen risiko yang lebih tinggi akan sindroma metabolisme pada perempuan yang tidak terdapat pada pria bila mengonsumsi mi instan lebih dari dua kali dalam sepekan.
Sindroma metabolis adalah kelompok keadaan yang menaikkan risiko penyakit jantung dan gula. Termasuk di dalamnya kandungan lemak terlalu banyak di sekitar panggul.
"Memakan mi instan terkait dengan kenaikan prevalensi sindroma metabolis pada perempuan, dengan pola makan utama yang bebas," demikian hasil penelitian yang disiarkan pada jurnal nutrisi.
Dengan kata lain, tidak menjadi masalah bila perempuan memakan sejumlah besar nasi, ikan dan sayuran, atau makanan yang lebih berat yaitu daging dan gorengan -- bila mereka makan mi instan dua kali seminggu, risiko mendapat masalah kesehatan menjadi lebih besar.
Tidak jelas mengapa pengaruhnya terjadi para perempuan saja dan tidak pada laki-laki.
Peneliti dari Universitas Harvard menemukan, terdapat 68 persen risiko yang lebih tinggi akan sindroma metabolisme pada perempuan yang tidak terdapat pada pria bila mengonsumsi mi instan lebih dari dua kali dalam sepekan.
Sindroma metabolis adalah kelompok keadaan yang menaikkan risiko penyakit jantung dan gula. Termasuk di dalamnya kandungan lemak terlalu banyak di sekitar panggul.
"Memakan mi instan terkait dengan kenaikan prevalensi sindroma metabolis pada perempuan, dengan pola makan utama yang bebas," demikian hasil penelitian yang disiarkan pada jurnal nutrisi.
Dengan kata lain, tidak menjadi masalah bila perempuan memakan sejumlah besar nasi, ikan dan sayuran, atau makanan yang lebih berat yaitu daging dan gorengan -- bila mereka makan mi instan dua kali seminggu, risiko mendapat masalah kesehatan menjadi lebih besar.
Tidak jelas mengapa pengaruhnya terjadi para perempuan saja dan tidak pada laki-laki.
Frank
Hu, seorang guru besar nutrisi dan epidemiologi di Harvard mengatakan,
kemungkinan perempuan memberikan jawaban yang lebih benar ketimbang
pria. Bisa juga karena perempuan lebih peka terhadap pengaruh
karbohidrat, lemak dan garam.
Jadi berapa jumlah yang disebut terlalu banyak untuk menikmati mi instan?
"Satu atau dua kali dalam sebulan tidak apa-apa," kata Hu seperti dikutip harian New York Times.
Jadi berapa jumlah yang disebut terlalu banyak untuk menikmati mi instan?
"Satu atau dua kali dalam sebulan tidak apa-apa," kata Hu seperti dikutip harian New York Times.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014