Wartawan istana LKBN Antara era presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Panca Hari Prabowo menilai sosok almarhumah Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono suka berbagi lewat literasi.
Hal itu dibuktikan dari buku-buku yang diluncurkannya seperti buku "3.500 Plant Species of the Botanic Gardens Indonesia" dan "Koleksi Tanaman Herbalia Istana Cipanas" pada 2013, serta buku pengalamannya menjadi ibu negara dalam "10 Tahun Perjalanan Hati" yang terbit pada 2018.
"Melalui literasi, Ani Yudhoyono membagikan apa yang menjadi perhatian dia dan apa yang menjadi pengalaman dia. Dia ingin orang bisa memetik pelajaran dari apa yang dialami, dan mungkin orang bisa belajar dari pengalamannya untuk menjadi lebih baik," kata Panca yang bertugas di istana sejak 2008-2015 di Jakarta, Sabtu.
Kepeduliannya terhadap dunia literasi menurut Panca, juga terlihat pada inisiatifnya untuk mendirikan Rumah Pintar atau Rumpin.Rumah Pintar tersebut memberikan ruang kepada anak-anak untuk dapat mengakses buku bacaan. Tak hanya itu Rumah Pintar juga menjadi tempat untuk para perempuan belajar berbagai keterampilan. Pada musibah tsunami Aceh (2004), Ani juga membuat perpustakaan keliling bagi anak-anak di sana. Dia juga mendorong berdirinya organisasi istri anggota kabinet untuk membantu warga di Aceh.
"Dia tidak hanya peduli pada upaya evakuasi korban, tetapi juga peduli kepada keberlanjutan nasib anak-anak di Aceh dengan membuat perpustakaan keliling," kata Panca.
Sebagai istri, menurut Panca, Ani Yudhoyono yang sudah hidup di lingkungan tentara sejak kecil memposisikan dirinya sebagai istri yang selalu mendampingi suami baik di kala susah mau pun senang. Ani tidak hanya sosok istri yang baik dan merawat keluarga, tetapi Ani juga sosok di balik keberhasilan seorang SBY.
Saat menjelang berakhirnya masa kepemimpinan SBY, sempat banyak pihak yang menginginkan Ani untuk mengikuti kontes pemilu, namun Ani menolak dia mengatakan perannya cukup sebagai ibu negara. Dia mengatakan kehormatan paling tinggi baginya adalah menjadi Nyonya SBY bukan menjadi presiden.
"Dia adalah istri yang tahu bersikap dan bertindak, dia selalu ikut bersama SBY dalam segala situasi tanpa mengeluh, baik sewaktu SBY masih menjadi prajurit sampai SBY menjadi presiden," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
Hal itu dibuktikan dari buku-buku yang diluncurkannya seperti buku "3.500 Plant Species of the Botanic Gardens Indonesia" dan "Koleksi Tanaman Herbalia Istana Cipanas" pada 2013, serta buku pengalamannya menjadi ibu negara dalam "10 Tahun Perjalanan Hati" yang terbit pada 2018.
"Melalui literasi, Ani Yudhoyono membagikan apa yang menjadi perhatian dia dan apa yang menjadi pengalaman dia. Dia ingin orang bisa memetik pelajaran dari apa yang dialami, dan mungkin orang bisa belajar dari pengalamannya untuk menjadi lebih baik," kata Panca yang bertugas di istana sejak 2008-2015 di Jakarta, Sabtu.
Kepeduliannya terhadap dunia literasi menurut Panca, juga terlihat pada inisiatifnya untuk mendirikan Rumah Pintar atau Rumpin.Rumah Pintar tersebut memberikan ruang kepada anak-anak untuk dapat mengakses buku bacaan. Tak hanya itu Rumah Pintar juga menjadi tempat untuk para perempuan belajar berbagai keterampilan. Pada musibah tsunami Aceh (2004), Ani juga membuat perpustakaan keliling bagi anak-anak di sana. Dia juga mendorong berdirinya organisasi istri anggota kabinet untuk membantu warga di Aceh.
"Dia tidak hanya peduli pada upaya evakuasi korban, tetapi juga peduli kepada keberlanjutan nasib anak-anak di Aceh dengan membuat perpustakaan keliling," kata Panca.
Sebagai istri, menurut Panca, Ani Yudhoyono yang sudah hidup di lingkungan tentara sejak kecil memposisikan dirinya sebagai istri yang selalu mendampingi suami baik di kala susah mau pun senang. Ani tidak hanya sosok istri yang baik dan merawat keluarga, tetapi Ani juga sosok di balik keberhasilan seorang SBY.
Saat menjelang berakhirnya masa kepemimpinan SBY, sempat banyak pihak yang menginginkan Ani untuk mengikuti kontes pemilu, namun Ani menolak dia mengatakan perannya cukup sebagai ibu negara. Dia mengatakan kehormatan paling tinggi baginya adalah menjadi Nyonya SBY bukan menjadi presiden.
"Dia adalah istri yang tahu bersikap dan bertindak, dia selalu ikut bersama SBY dalam segala situasi tanpa mengeluh, baik sewaktu SBY masih menjadi prajurit sampai SBY menjadi presiden," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019