Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie di Gorontalo, Rabu, menjelaskan inti dari pelaksanaan lebaran ketupat adalah persaudaraan karena warga dari berbagai lapisan saling kunjung mengunjungi, bersilaturahim dan memaafkan satu sama lain.

Menurutnya tradisi tersebut harus tetap dipertahankan.

“Warga Jawa Tondano bahkan warga asli Gorontalo dengan ikhlas dan senang hati menerima tamu sambil menyiapkan makanan. Makanya kami ikut membantu salah satunya dengan menyiapkan daging bersubsidi. Kemarin kami siapkan 1.000 kupon untuk warga Atinggola. Tadinya harga daging Rp110.000 per kilogram kami hanya jual Rp50.000,” jelasnya.

Perayaan tradisi lebaran ketupat yang dipusatkan di Lapangan Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, Rabu (12/6) berlangsung meriah.

Tradisi tahunan seminggu setelah Idul Fitri tersebut digelar oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo bekerjasama dengan Pemda Gorontalo Utara.

Gebyar Ketupat Pemprov Gorontalo tahun ini sengaja digelar di tempat yang berbeda.

Biasanya tradisi warga Jawa Tondano itu dipusatkan di Yosonegoro, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo.

Pemilihan Kecamatan Ationggola tersebut, selain untuk mengurai kemacetan di sekitar lokasi, juga untuk memberi kesempatan warga di perbatasan dengan Sulawesi Utara menikmati pesta santap ketupat dan lauk pauk secara gratis.

"Kami berharap bisa menghindari kemacetan karena sebagian masyarakat di Gorontalo menuju Kampung Jawa Tondano. Banyak juga masyarakat yang tidak kebagian makanan. Insyaallah tahun tahun berikutnya akan kami laksanakan lagi di daerah lain,” ujar Rusli.

Gebyar Ketupat di Gorontalo Utara sukses memecahkan rekor MURI sebagai acara dengan penyajian ketupat terbanyak.

Sebanyak 204.120 ketupat sukses menggeser rekor tahun 2018 yang dibukukan oleh Pemprov Gorontalo dengan 56.100 ketupat.

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019