Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Deisy Sandra Datau menyoroti pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Zainal Umar Siddiki di Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.

"Rumah sakit terkesan hanya menjadi persinggahan bagi pasien rujukan," ujarnya di Gorontalo, Rabu.

Anggota Fraksi PDIP Gorontalo Utara Deisy Sandra Datau menyampaikan itu dalam pandangan fraksi yang dibacakan saat rapat paripurna DPRD dalam rangka persetujuan rancangan peraturan daerah (ranperda) pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun anggaran 2018, di ruang sidang kantor DPRD setempat, pelayanan RSUD tersebut dinilai tidak maksimal.

Jika kondisi itu terus berlangsung, kata Deisy, tentu akan mempengaruhi pelayanan dan berdampak pada rendahnya retribusi sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD).

"Ironis memang, sebab kita mendapatkan PAD dari orang sakit, namun jika pelayanan terus disempurnakan maka keberadaan rumah sakit satu-satunya di daerah itu, tentu akan memenuhi harapan masyarakat dalam hal peningkatan layanan kesehatan sebagai salah satu program prioritas pemerintah daerah," katanya.

Hal yang sama diungkap Suwitno Lasimpala, anggota DPRD dari Fraksi Gerakan Keadilan (koalisi Gerindra-PKS) yang berharap pelayanan RSUD tersebut semakin ditingkatkan, baik pelayanan rawat jalan maupun rawat inap.

"Termasuk pemerintah daerah mengupayakan penambahan jumlah tenaga medis, baik dokter umum, spesialis, perawat berstatus aparatur sipil negara (ASN), serta alat-alat kesehatan memadai dan kecukupan obat," ujarnya.

RSUD tersebut, kata Suwitno, merupakan aset daerah yang memerlukan perhatian bersama seluruh pemangku kepentingan, sebab muaranya adalah untuk peningkatan pelayanan kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

"Kita tidak sekedar mengejar PAD, sebab saya meyakini jika pelayanan dan fasilitasnya memadai, sudah pasti PAD akan datang dengan sendirinya," ujar Suwitno.

Direktur RSUD Zainal Umar Siddiki dr Sri Fenty Sagaf mengatakan, pelayanan di rumah sakit itu terus dimaksimalkan. "Pelayanan rawat jalan dan rawat inap terus berlangsung dengan rata-rata kunjungan 50 pasien per hari untuk rawat jalan dan 10 pasien per hari untuk rawat inap," ujarnya.

Pembenahan diakuinya terus dilakukan dalam rangka meningkatkan pelayanan terbaik sebagai rumah sakit satu-satunya di daerah itu.
Jika pasien memerlukan tindakan rujukan tentu kondisi itu tidak bisa dihindari.

Namun pelayanan terus berlangsung meski keterbatasan anggaran tidak bisa dihindari.

Pihaknya, kata Fenty, terus berupaya memaksimalkan anggaran yang ada untuk meningkatkan pelayanan.

Terkait PAD rumah sakit itu, kata dia, tahun 2018 dari target Rp6,6 miliar, mampu terealisasi mencapai 88 persen.

Sementara untuk target tahun ini mencapai Rp4,5 miliar, hingga Juni 2019 telah terealisasi Rp1,9 miliar. "Kami optimistis target tersebut mampu tercapai bahkan memungkinkan terlampaui," ujarnya.

Inovasi pun, tutur Fenty, terus dilakukan dalam upaya meningkatkan pelayanan termasuk peningkatan infrastruktur dan fasilitas yang diperlukan.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019