Sejumlah petani jagung di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, mengakui hasil panen kali ini menurun, akibat kemarau dalam beberapa bulan terakhir.

Salah seorang petani jagung di Desa Tabongo Timur Kecamatan Tabongo, Kabupaten Gorontalo, Agus Pahrun, Selasa mengatakan, dua hektare lahan miliknya hanya menghasilkan sekitar 6 ton jagung.

"Biasanya dalam satu hektare saya bisa panen enam ton jagung. Pada panen kali ini hanya menghasilkan sekitar 3 ton tiap hektare," ungkapnya.

Menurutnya yang paling terdampak kemarau adalah petani, karena tanpa kemarau pun sudah mengalami banyak kendala dalam bertani.

"Dalam menanam jagung, kami kesulitan mendapatkan benih dan pupuk tepat waktu. Sekarang ditambah lagi dengan kemarau," imbuhnya.

Dia berharap ada solusi pemerintah daerah untuk mengatasi kegagalan panen dan musim tanam saat ini, agar dampak tidak meluas.

Petani lainnya di Tabongo, Aswin Dai mengakui adanya penurunan hasil panen baru-baru ini di ladangnya.

Dia bersama pemerintah desa telah melaporkan kondisi itu ke dinas terkait, serta belum memutuskan waktu tanam selanjutnya.

Sementara itu Gubernur Gorontalo Rusli Habibie meminta para bupati dan wali kota untuk segera menyalurkan cadangan beras nasional (CBN), kepada warga terdampak di daerah masing-masing.

Gubernur mengeluarkan surat Antisipasi Dampak Rawan Pangan tanggal 9 September 2019, kepada para bupati dan wali kota untuk mengatasi kerawanan pangan.

Musim kemarau yang terjadi beberapa bulan terakhir, menyebabkan bencana kekeringan di sejumlah daerah di Provinsi Gorontalo.

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019