Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Wakil bupati (Wabup) Gorontalo Utara, Roni Imran, tidak ingin ada produk unggulan dari daerah ini ditolak pasar, baik tingkat regional, nasional maupun dunia dengan alasan produk yang dihasilkan tercemar limbah pertambangan.

Menurut bupati, Jumat, itu merupakan salah satu alasan serius yang membuat pemerintah daerah menetapkan tahun 2014, sebagai tahun riset ilmiah di kabupaten ini.

Sebab hasil-hasil penelitian dari para peneliti Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dan Universitas Ehyme Jepang di daerah ini, akan menjadi dasar penetapan pemetaan kawasan pembangunan ekonomi mandiri terpadu, untuk pengembangan produk-produk lokal unggulan.

Hasil penelitian yang juga dilakukan di wilayah pertambangan maupun sekitarnya serta perairan kabupaten ini, diharapkan menjadi rekomendasi penting dalam pencegahan maupun meminimalisir tingkat pencemaran akibat aktivitas galian A (Emas) di beberapa kecamatan.

Diantaranya di Kecamatan Sumalata Timur dan Anggrek, yang akan diikuti dengan menerbitkan peraturan daerah (perda) tentang pembatasan pengelolaan sumber-sumber pertambangan.

"Jika ada penambang maupun perusahaan tambang yang bersedia mengelola emas hanya dengan air, tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya seperti Merkuri dan Sianida, maka pemerintah daerah akan memudahkan perizinannya sebab pengelolaan wilayah pertambangan di daerah ini harus ramah lingkungan," ujar Wabup.

Pemerintah daerah sendiri berupaya keras mendorong masyarakat, untuk mengembangkan produk-produk lokal menjadi unggulan agar bisa menembus pasar domestik maupun mancanegara, namun syaratnya harus bebas cemaran sehingga pengembangannya harus benar-benar steril.

Diantaranya produksi beras, ubi talas, udang lobster, kerang mutiara, rumput laut, bambu lurik serta produk-produk unggulan potensial yang sasarannya bisa menembus pasar dunia, termasuk memenuhi permintaan negara Jepang, untuk produk pertanian organik.

Kecintaan masyarakat untuk melestarikan lingkungan di seluruh wilayah kabupaten ini kata Wabup, akan terus didorong agar pengembangan sumber daya alam yang tersedia benar-benar berkualitas, serta bebas cemaran dan mampu mensejahterakan masyarakat juga menaikkan pendapatan asli daerah (PAD).

Wabup mencontohkan, upaya mendorong produksi ubi talas yang diharapkan bisa mencapai target 350 ribu ton per tahun sesuai permintaan pihak Jepang.

"Mustahil untuk mencapainya tanpa kerja keras, sehingga pemerintah daerah akan membangun kantong-kantong produksi pertanian organik khusus pengembangan ubi talas, untuk mencapai jumlah produksi yang diinginkan pasar," ujar Wabup.

Minimal kata ia, Gorontalo Utara akan menjadi kabupaten pemasok produk tersebut dari beberapa wilayah tetangga di Pulau Sulawesi, mengingat daerah ini memiliki pelabuhan ekspor-impor yaitu Pelabuhan Anggrek yang akan menunjang aktivitas perekonomian dari dan ke Gorontalo.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014