Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Dua pesawat tempur Sukhoi Su-30MKI dari Skuadron
Udara 11, menyergap dan memaksa turun satu pesawat terbang asing
bernomor registrasi VH-RLS, di wilayah udara nasional, Rabu.
Pesawat terbang asing Beechcraft C-55 Baron itu bisa dipaksa mendarat di Pangkalan Udara TNI AU Sam Ratulangi, Manado.
Bermula dari tangkapan radar Komando Pertahanan Udara Nasional TNI, diketahui ada pesawat terbang tanpa ijin melintas di wilayah udara Indonesia pada pukul 07.41 WITA, di jalur udara A-461 berdasarkan route chart (rute ruang udara).
VH-RLS yang kemudian diketahui dipiloti Jacklin Greame Paul dan Mc Clean Richard Wayne, yang berkebangsaan Australia itu mengudara dari Darwin ke Cebu City, Filipina.
Menurut Kepala Subdinas Penerangan Umum TNI AU, Kolonel Penerbang Agung Sasongkojati, di Jakarta, Rabu, Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional II, Marsekal Pertama TNI Tatang Harlyansyah, memerintahkan Pusat Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional II berkedudukan di Makassar menggelar operasi penyergapan.
Selama masa persiapan, pengendali operasi bekerjasama dengan MATSC (Makassar Air Traffic Centre) mengendalikan lewat radio agar pesawat tersebut membelok keluar dari wilayah udara nasional.
Namun peringatan militer Indonesia itu tidak digubris dan VH-RLS tetap terbang ke arah Ambon.
Melihat gelagat tidak bersahabat, dua Sukhoi Su-30MKI dengan call sign Thunder Flight, diterbangkan. Thunder One adalah Letnan Satu Penerbang Wanda dan Mayor Penerbang Idris serta Thunder Two diawaki Kapten Penerbang Fauzi dan Mayor Penerbang Ali.
"Pada pukul 09.02 WITA, Thunder Flight dengan cepat tinggal landas menuju sasaran, dan pada pukul 10.38 WITA berhasil menyergap pesawat sasaran pada posisi 150 mil laut, pada ketinggian 10.000 kaki dan kecepatan 170 knots di sebelah selatan Manado," kata Sasongkojati.
"Setelah dipaksa dan didekati kedua Su-30MKI Flankers untuk mengarah ke Manado, akhirnya pesawat terbang itu mau menurut dan mendarat di Pangkalan Udara TNI AU Sam Ratulangi Manado pada jam 11.29 WITA," kata dia.
Paul dan Wayne langsung diinterogasi di Pangkalan Udara TNI AU Sam Ratulangi dan pemeriksaan masih berlangsung.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014
Pesawat terbang asing Beechcraft C-55 Baron itu bisa dipaksa mendarat di Pangkalan Udara TNI AU Sam Ratulangi, Manado.
Bermula dari tangkapan radar Komando Pertahanan Udara Nasional TNI, diketahui ada pesawat terbang tanpa ijin melintas di wilayah udara Indonesia pada pukul 07.41 WITA, di jalur udara A-461 berdasarkan route chart (rute ruang udara).
VH-RLS yang kemudian diketahui dipiloti Jacklin Greame Paul dan Mc Clean Richard Wayne, yang berkebangsaan Australia itu mengudara dari Darwin ke Cebu City, Filipina.
Menurut Kepala Subdinas Penerangan Umum TNI AU, Kolonel Penerbang Agung Sasongkojati, di Jakarta, Rabu, Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional II, Marsekal Pertama TNI Tatang Harlyansyah, memerintahkan Pusat Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional II berkedudukan di Makassar menggelar operasi penyergapan.
Selama masa persiapan, pengendali operasi bekerjasama dengan MATSC (Makassar Air Traffic Centre) mengendalikan lewat radio agar pesawat tersebut membelok keluar dari wilayah udara nasional.
Namun peringatan militer Indonesia itu tidak digubris dan VH-RLS tetap terbang ke arah Ambon.
Melihat gelagat tidak bersahabat, dua Sukhoi Su-30MKI dengan call sign Thunder Flight, diterbangkan. Thunder One adalah Letnan Satu Penerbang Wanda dan Mayor Penerbang Idris serta Thunder Two diawaki Kapten Penerbang Fauzi dan Mayor Penerbang Ali.
"Pada pukul 09.02 WITA, Thunder Flight dengan cepat tinggal landas menuju sasaran, dan pada pukul 10.38 WITA berhasil menyergap pesawat sasaran pada posisi 150 mil laut, pada ketinggian 10.000 kaki dan kecepatan 170 knots di sebelah selatan Manado," kata Sasongkojati.
"Setelah dipaksa dan didekati kedua Su-30MKI Flankers untuk mengarah ke Manado, akhirnya pesawat terbang itu mau menurut dan mendarat di Pangkalan Udara TNI AU Sam Ratulangi Manado pada jam 11.29 WITA," kata dia.
Paul dan Wayne langsung diinterogasi di Pangkalan Udara TNI AU Sam Ratulangi dan pemeriksaan masih berlangsung.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014